Janji Manis Inggris ke Huawei Berbuah Tragis? Bisa Putus Hubungan
Meski awalnya berniat melibatkan Huawei dalam pengembangan jaringan 5G, pemerintah Inggris tampaknya kini siap menghentikan kemitraan bisnis dengan Huawei.
Pada April 2020, Perdana Menteri Boris Johnson telah setuju untuk memberi peran 35% kepada Huawei, dalam pembangunan jaringan 5G Inggris. Namun, sejumlah pihak tak senang dengan hal tersebut. Beberapa di antaranya, parlemen dan Badan Intelijen Siber Inggris (GCHQ, seperti BSSN).
"Kami telah meninjau kembali risiko yang akan timbul jika menggunakan komponen teknologi Huawei," kata GCHQ, seperti dilansir dariĀ The Guardian, Senin (6/7/2020).
Baca Juga: Prancis Minta Operator Tak Pakai Alat Huawei, 'Demi Kemerdekaan!'
Baca Juga: Inggris Bakal Izinkan Huawei di Jaringan 5G-nya, Asalkan . . . .
Dari peninjauan itu, GCHQ mengelompokkan Huawei sebagai vendor telekomunikasi dengan risiko tinggi. Untuk itu, lembaga itu meminta Johnson memutus kerja sama dengan perusahaan berbasis di China itu, setidak-tidaknya pada akhir tahun ini.
Laporan dari Pusat Keamanan Siber GCHQ menyebut, "sanksi baru AS kepada Huawei bakal memaksa perusahaan memakai teknologi yang tak berkualitas, yang berpotensi melahirkan risiko."
Selain itu, keputusan Johnson pun berdampak pada hubungan Inggris-AS, yang notabene begitu ingin para negara sekutu memboikot penggunaan teknologi 5G Huawei.
"Kami tetap melanjutkan investasi, namun dengan syarat yang ketat. Ini sudah jadi keputusan final, tak bisa ditinjau lagi," kata salah satu pejabat tinggi di Kemenlu Inggris, Simon McDonald dalam kesempatan berbeda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: