Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aplikasi Inaexport Pertemukan Eksportir dengan Pembeli dari LN

Aplikasi Inaexport Pertemukan Eksportir dengan Pembeli dari LN Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat

Selain itu, perlu memenuhi regulasi dan persyaratan standar yang berlaku di pasar Jepang untuk produk pangan olahan sehingga produk ekspor Indonesia dapat bersaing di pasar Jepang, terutama dengan Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Tiongkok. Apalagi, para importir Jepang, saat ini juga tak ingin bergantung lagi pada satu negara sebagai pemasok produk impor dan mulai memikirkan alternatif negara lain untuk membuat rantai pasok yang lebih terjamin keberlangsungannya, sustainable. Hal itu makin membuka peluang ekspor mamin yang lebih luas.

Menteri Agus menegaskan, berbagai strategi disiapkan Kemendag untuk mengantisipasi penurunan kinerja ekspor yang lebih dalam pada semester ke-2 tahun 2020. Antara lain, memaksimalkan keberadaan perwakilan perdagangan di luar negeri untuk tetap mengawal berjalannya ekspor ke negara akreditasi dengan cara memonitor dan melaporkan perkembangan kondisi negara tujuan ekspor sehingga diperoleh info mengenai peluang dan hambatan ekspor secara cepat dan real time.

Baca Juga: Kemendag Setujui Ekspor Bahan Baku Masker, Masker, dan APD

Kemudian, melakukan promosi, business matching maupun one on one meeting antara eksportir dengan buyer di luar negeri secara virtual. Salah satu contohnya adalah pada tanggal 20 Mei 2020 lalu, ITPC Sydney telah memfasilitasi perjanjian kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Australia dengan total transaksi sebesar sekitar US$1,4 juta.

Seluruh kantor Atase Perdagangan dan ITPC akan digerakkan untuk terus mendorong promosi ekspor Indonesia secara virtual di masa pandemi Covid-19 ini. Kemudian, mendorong pelaku usaha ekspor segera memanfaatkan akses pasar ke negara mitra FTA, seperti Indonesia-Australia CEPA (IA-CEPA) yang akan berlaku mulai 5 Juli 2020.

Dalam jangka pendek, Kemendag terus mendorong pelaku usaha untuk pengembangan ekspor yang difokuskan  pada sektor yang tumbuh positif di dalam negeri selama Covid-19 seperti makanan dan minuman olahan, alat-alat kesehatan, produk pertanian, produk perikanan, produk agroindustri, dan lain-lain. Selain itu, ekspor difokuskan pada negara yang kondisi penanganan pandeminya sudah pulih atau mulai pulih seperti China, Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, dan beberapa negara tujuan ekspor lainnya.

"Tidak dimungkiri, terdapat perubahan tren pasar. Menyikapi hal itu dilakukan strategi peningkatan ekspor dibagi ke dalam tiga fokus produk, yaitu produk yang tumbuh positif selama pandemi Covid-19, produk yang kembali pulih pasca pandemi Covid-19, dan produk baru yang muncul akibat pandemi Covid-19," ungkap Agus.

Mendag menyebut, selama penanganan Covid 19 hingga masuk tahap era normal baru, peningkatan ekspor fokus pada sektor yang tumbuh positif selama pandemi, seperti makanan dan minuman olahan, alat-alat kesehatan, produk pertanian, produk perikanan, serta produk agroindustri. Strategi berikutnya fokus ke produk yang kembali pulih pasca pandemi Covid-19, seperti otomotif, TPT, alas kaki, elektronik, besi baja, dan lain-lain.

"Berikutnya yang akan dijalankan akan fokus pada produk baru yang muncul akibat Covid-19, seperti produk farmasi dan produk-produk ekspor baru yang merupakan hasil relokasi industri dari beberapa negara ke Indonesia," tutup Agus.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: