Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menyerukan perdamaian antara China dan Amerika Serikat, usai meningkatkan konfrontasi kedua negara yang membuat hubungan mereka dalam bahaya paling serius selama empat dekade terakhir.
Mengutip South China Morning Post, Menlu Wang menjadi pejabat paling senior yang dalam beberapa bulan terakhir terus menyuarakan pesan positif. Dia menegaskan bahwa China tidak akan menggeser AS sebagai negara adidaya.
Baca Juga: Gak Main-main, AS Bakal Dikeroyok China-Rusia
"Yang mengkhawatirkan adalah bahwa hubungan China-AS adalah salah satu hubungan bilateral paling penting di dunia, tetapi menghadapi tantangan paling serius sejak pembentukan hubungan diplomatik (pada 1979)," kata Wang dalam sebuah pidato di Beijing pada Kamis (9/7/2020).
"Kebijakan China terhadap AS belum berubah, dan kami masih ingin mengembangkan hubungan China-AS dengan tulus," ucapnya.
Wang juga mengatakan, kedua negara membutuhkan lebih banyak dialog untuk mencegah hal yang lebih buruk. China, menurutnya, siap untuk melanjutkan pembicaraan yang ditunda selama AS bersedia.
"Hanya melalui pertukaran pendapat kita bisa menghentikan kebohongan, dan hanya melalui dialog kita dapat menghindari salah paham," ujarnya.
Ia pun telah merekomendasikan 3 tahapan yang dianggapnya dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan perselisihan China-AS.
Pertama, menguraikan masalah bilateral dan global yang bisa dikerjakan secara bersama. Kedua, merinci masalah yang menjadi perselisihan mereka, dengan harapan dapat diselesaikan melalui dialog. Sedangkan tahapan terakhir adalah menyelsaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan.
"Maka kita harus mengelola perselisihan itu dengan baik dan meminimalkan kerusakan pada hubungan antara kedua negara berdasarkan semangat mencari titik temu sambil mengabaikan perbedaan," ungkapnya.
Selain itu, Wang menyarankan kedua pihak harus bekerja sama dalam pengendalian pandemi COVID-19. Dia menambahkan, bahwa China bersedia untuk berbagi pengalaman dan pengembangan vaksin virus Corona dengan AS.
Meskipun, AS telah berkali-kali menuduh China menutupi awal munculnya wabah virus Corona. Bahkan, Presiden AS, Donald Trump menyebut COVID-19 sebagai virus China.
Dalam sebuah cuitan di Twitter pribadinya pada hari Senin 6 Juli 2020, Trump juga mengatakan, China telah menyebabkan kerusakan besar pada AS dan dunia. Konfrontasi militer pun menjadi meningkat.
Ketegangan di sektor lain juga muncul. Seperti ancaman AS akan menjatuhkan sanksi pada pejabat China karena melanggar kebebasan Hong Kong dan juga dugaan pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang. Selain itu, AS pun telah memberlakukan pembatasan pada media pemerintah China yang beroperasi di AS.
Beberapa diplomat dan pakar mengatakan, Beijing harus bersiap-siap untuk meningkatkan ketegangan dan siap juga untuk berangsur-angsur terpisah dari AS.
Akan tetapi, Wang menegaskan, hubungan China-AS tidak mungkin kembali seperti semula, tetapi itu tidak berarti keduanya harus berpisah secara paksa.
Dia menambahkan, bahwa AS seharusnya tidak berusaha untuk mengejar dan mencegat China dengan cara yang membuat panik seluruh dunia. Sebaliknya, AS harus meminta China untuk mendukung segala urusan bilateral dan global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: