Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astaghfirullah! Banyak Bencana Bakal Landa Bumi 5 Tahun ke Depan

Astaghfirullah! Banyak Bencana Bakal Landa Bumi 5 Tahun ke Depan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bogor -

Suhu dunia akan meningkat lebih dari 1,5 derajat Celcius dalam lima tahun ke depan, begitu menurut perkiraan dari Organisasi Metereologi Dunia (WMO), lembaga internasional yang serupa BMKG di Indonesia.

Padahal, negara-negara di dunia memiliki target untuk menekan agar peningkatan suhu global ada di bawah 1,5 derajat Celcius pada abad ini. Target itu tertera dalam Persetujuan Paris pada 2015.

"Peluang sebesar 20% ambang batas itu bakal terlampaui satu tahun sebelum 2024. Bahkan, ada pula potensi kalau ambang batas itu akan terlampaui dalam sebulan/lebih dalam kurun limat waktu ke depan," ujar WMO, seperti dilansir dariĀ BBC News, Jumat (10/7/2020).

Baca Juga: Segini Harga HP Xiaomi per Juli 2020, Ada yang Rp1 Jutaan!

Baca Juga: Patuhi Amerika, Italia Bakal Boikot Teknologi 5G Huawei Juga?

Para peneliti menilai, akan menjadi tugas berat bagi para negara dunia untuk mengontrol tingkat perubahan iklim. Sebab, Knator Met untuk WMO menyebut, potensi peningkatan suhu di atas 1,5 derajat Celcius bakal semakin besar.

Ilmuwan-ilmuwan itu berujar, "rata-rata suhu tahunan Bumi telah melampaui 1 derajat Celcius lebih tinggi dibanding 1850-an. Angkanya mungkin akan tetap di kisaran itu selama lima tahun ke depan."

Lantas, apa dampak yang akan kita rasakan sebagai penghuni Bumi?

Sejumlah belahan dunia bakal mengalami kenaikan suhu panas lebih dari negara lain. Para ilmuwan bahkan menyebut, Arktik berpotensi menghangat lebih dari dua kali lipat dibanding rata-rata dunia pada 2020.

"Selama lima tahun ke depan, bakal ada lebih banyak badai di Eropa Barat, akibat naiknya permukaan laut," tambah para ilmuwan.

Studi itu juga mempelajari dampak emisi karbon akibat kegiatan manusia, walau tak memuat penurunan emisi CO2 karena pandemi. Namun, menurut WMO, penurunan itu tak berdampak terhadap suhu di awal 2020.

Sekretaris Jenderal WMO, Prof Petteri Taalas mengatakan, "kami telah menekankan berkali-kali, perlambatan industri dan ekonomi akibat COVID-19 tak menjadi pengganti tindakan iklim yang berkelanjutan dan terkoordinasi."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: