Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Khofifah dan Risma Gagal Penuhi Target Jokowi

Khofifah dan Risma Gagal Penuhi Target Jokowi Kredit Foto: Antara/Moch Asim

Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono, mendesak pemerintah mawas diri dan mengevaluasi penanggulangan pandemi corona. Menurut Pandu, jumlah kasus yang terus meningkat menunjukkan langkah pemerintah selama ini tidak tepat. Pandu menyarankan pemerintah harus meningkatkan jumlah tes dengan PCR, meninggalkan semua kegiatan rapid test, dan fokus dengan PCR untuk screening.

"Rapid test tidak akurat, bahkan menipu," tegasnya.

Sebenarnya, berbagai upaya sudah dilakukan Khofifah dan Risma untuk mengendalikan penyebaran virus ini. Mulai dari membagikan alat pelindung diri, masker, sampai melakukan tes massal. Jumat (10/7/2020) misalnya, Khofifah kunker ke Ponpes Gontor di Ponorogo untuk menyerahkan 10 ribu kotak masker dan 1.500 APD setelah diketahui ada tujuh santri positif corona.

Risma juga bekerja. Sampai naik motor keliling kota mengingatkan warga untuk memakai masker dan menjaga jarak. Warga yang kedapatan tak memakai masker dihukum push-up. Hanya saja berbagai upaya itu belum bisa mengabulkan harapan Jokowi.

Sekda Jatim Heru Tjahjono mengaku sudah mengirimkan laporan kepada Jokowi. Laporan diserahkan kepada Pangkogabwilhan II untuk kemudian disampaikan kepada Presiden. Dalam laporan itu, pihaknya menyampaikan ada perbaikan kedisiplinan protokol kesehatan oleh masyarakat Jatim. Hal itu berdasarkan penelitian Ikatan Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (IKA FKM Unair), Surabaya. Yang dulunya 70 persen warga tak pakai masker, sekarang sudah menurun menjadi 30 persen.

"Jadi ada perbaikan kedisiplinan protokol kesehatan," kata Heru.

Khofifah juga mengklaim ada hasil baik yang telah dilakukan. Ia mengutip data gugus tugas soal persentase kesembuhan. Pada 25 Juni, angka kesembuhan 3.429 dari total 10.532 kasus atau setara 32,56 persen. Dua pekan kemudian, ada 2.150 penambahan pasien sembuh. Itu artinya, hingga 8 Juli, pasien sembuh mencapai 5.579 atau setara 37,34 persen dari total kasus positif.

"Dengan kesembuhan kasus yang terus bertambah ini, semoga ke depan semakin banyak warga Jatim yang terkonversi negatif," kata Khofifah.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: