Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerakan Diversifikasi Pangan, BPPSDMP Gandeng UPT Pendidikan

Gerakan Diversifikasi Pangan, BPPSDMP Gandeng UPT Pendidikan diversifikasi pangan | Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui BPPSDMP terus berkomitmen bersama dalam melakukan gerakan diversifikasi pangan dan mendorong para pemangku kepentingan termasuk UPT Pendidikan (Polbangtan Bogor dan Polbangtan Gowa) di bawah BPPSDMP dalam melakukan penelitian inovasi dan teknologi pangan demi keanekaragaman pangan sehat dan bergizi.

Penelitian dilakukan oleh Dosen Polbangtan Bogor dan Polbangtan Gowa. Penelitian merupakan salah satu fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Mentan Syahrul Yasin Limpo pada suatu kesempatan menyampaikan bahwa pertanian adalah solusi dari kehidupan dan sumber kehidupan.

Baca Juga: Ini Bahasan Kementan di Musrembang Pertanian 2020

Dalam pembangunan pertanian, ada dua hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam setiap periodenya. Pertama, berbicara tentang kewajiban mewujudkan kedaulatan pangan. Kedua, kedaulatan pangan tidak bermakna apa-apa kalau pelakunya tidak sejahtera.

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, juga menyampaikan bahwa kunci dari pembangunan pertanian ada pada SDM pertanian pelaku utama, pelaku usaha, serta stakeholder pertanian. SDM pertanian andal dan berkualitas merupakan ujung tombak kedaulatan pangan. Semua lini pelaku pertanian harus bahu-membahu.

Demikian juga dengan dosen sebagai mesin pencetak SDM Pertanian. Negara Indonesia adalah negara pertanian, negara subur dengan karakter dapat melakukan penanaman sepanjang tahun. Upaya mewujudkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan nasional harus bertumpu pada sumber daya pangan lokal yang mengandung keragaman antardaerah dan harus dihindari sejauh mungkin ketergantungan pada pemasukan pangan.

Diversifikasi pangan merupakan upaya untuk mendorong masyarakat agar memvariasi makanan pokok yang dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja. Konsep diversifikasi hanya terbatas pangan pokok sehingga diversifikasi konsumsi pangan diartikan sebagai pengurangan konsumsi beras yang dikompensasi oleh penambahan konsumsi bahan pangan nonberas.

Diversifikasi pangan juga bermanfaat untuk memperoleh nutrisi dari sumber gizi yang lebih beragam dan seimbang, sejalan dengan teknologi pengolahan, yang bertujuan menciptakan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi aneka ragam pangan dengan prinsip gizi seimbang. Nutrisi dan pangan gizi berimbang, di saat pandemi Covid-19 saat ini, sangat dbutuhkan untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Terkait hal tersebut, BPPSDMP bersama UPT Pendidikan (Polbangtan Bogor dan Polbangtan Gowa) melakukan penelitian inovasi dan teknologi pangan nonberas. Polbangtan Gowa akan melakukan penelitian mengenai "ekstrasi buah naga pada pembuatan Fettuccine, dengan kombinasi tepung terigu dan tepung cassava".

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah tepung terigu, tepung cassava, dan buah naga. Tepung terigu adalah tepung/bubuk halus yang berasal dari biji gandum dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mi, roti, dan pasta. Kata terigu dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Portugis trigo yang berarti gandum.

Sementara, tepung sassava adalah tepung pati yang diekstrak dari umbi singkong. Tepung tapioka juga mempunyai beberapa sebutan lain seperti tepung singkong atau tepung kanji. Fettuccine dalam penelitian ini berbahan dasar makanan pokok sebagai pengganti beras dan gizi ditambahkan dari ekstrak buah naga sehingga akan dihasilkan produk diversifikasi pangan pengganti beras yang bergizi.

Kemudian, Polbangtan Bogor akan melakukan penelitian mengenai "Potensi Antidiabetes dalam Yogurt Probiotik yang ditambahkan Kayu Manis, Lidah Buaya, dan Biji Klabet". Bahan utama penelitian ini menggunakan bahan yang mengandung banyak manfaat dan vitamin serta gizi. Adanya yogurt ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi pangan sehat dan bergizi terlebih yogurt dianggap keren dan populer di kalangan masyarakat sehingga akan sangat baik jika masyarakat dapat mengonsumsi yogurt sebagai makanan yang keren dan sebagai makanan antidiabetes.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian pernah menyampaikan, literasi tidak hanya membaca atau menulis, tetapi juga bagaimana mengolah dan mengomunikasikan hasil pembelajaran tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Kegiatan penelitian strategis didukung oleh literasi yang cukup bagus.

Strategi Kementan membangun SDM Pertanian berkualitas melalui literasi digital karena tidak bisa dimungkiri untuk bisa berkreasi dan berinovasi memerlukan referensi apalagi di masa pandemi Covid-19 sangat perlu mengakses library apalagi digital. Salah satu protokol kesehatan new normal dalam produksi pertanian berupa learning from home, working from home. Karena itu, yang dihadapi adalah digitalisasi yang serba online.

Dengan demikian, disimpulkan bahwa Kepala Pusat Pendidikan Pertanian ingin penelitian dapat bermanfaat bagi masyarakat luas dan penelitian dilakukan di masa new normal dengan beradaptasi dengan segala sesuatu yang serba online, seperti literasi digital.

(VTR- Pusdiktan)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: