Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, cita-cita koperasi sebagai soko guru ekonomi Indonesia belum tercapai lantaran dua aspek yaitu rendahnya partisipasi masyarakat yang menjadi anggota koperasi dan rendahnya kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional.
"PBB mencatat bahwa rata-rata 16,31 persen penduduk dunia menjadi anggota koperasi. Namun sayangnya, di Indonesia sendiri angka partisipasi tersebut masih lebih rendah di kisaran 8,41 persen," ujar Teten, Rabu (15/7/2020).
Baca Juga: Menkop Teten: Pelaku UMKM yang Masuk Marketplace Baru 13%
Ia mengatakan kontribusi koperasi terhadap perekonomian Indonesia pada 2019 baru sebesar 0,97 persen. Angka tersebut masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata kontribusi koperasi terhadap ekonomi dunia, yaitu sebesar 4,30 persen.
"Kondisi ini disebabkan oleh kendala terkait regulasi, manajemen dan SDM, akses pembiayaan, dan pengawasan," katanya.
Menurutnya, koperasi secara umum telah memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian Indonesia di mana 123.048 unit koperasi mampu mendorong pembentukan 5,54 persen rasio PDB secara nasional serta menyerap 0,45 persen dari total angkatan kerja di Indonesia.
Tetapi, dari total jumlah koperasi tersebut, saat ini masih didominasi oleh Koperasi Simpan Pinjam dan unit Simpan Pinjam yang mencapai 59,9 persen serta terkonsentrasi di Pulau jawa mencapai 46,5 persen.
"Di sisi produktif khususnya sektor pangan, sayangnya baru 13.821 unit yang bergerak di sektor pangan atau setara 11,23 persen dari total koperasi dengan kontribusi omzet sebesar 7,27 persen terhadap total omzet koperasi di Indonesia," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: