Aplikasi Ojol Jadi Media Buat Intimidasi Aktivis HAM, Benarkah?
Secara keseluruhan, ada lebih dari 50 pesanan yang tercatat di akun Gojek Asih; pelakunya misterius, belum terungkap siapa. “Sejumlah pengemudi marah dan tidak percaya kalau akun saya telah diretas. Mereka mengira saya mengerjai mereka,” ujar Asih.
Korban kedua bernama Tantowi Anwari dan Salbiyah di Jakarta Selatan. Seperti Asih, Tantowi juga menerima pesan misterius dari nomor asing di WhatsApp.
“Jangan sampai kelewat batas ya pesanan palsunya, cuma 1 pesan saja dari gue. Hati-hati keluar rumah ya,” begitu isi pesannya. Lebih lanjut, pengirim pesan juga menyertakan gambar kartu identitas Anwari.
Beberapa menit berlalu, ada sekitar enam pengemudi GrabFood datang ke rumahnya. “Itu benar-benar aneh karena suami saya hampir tidak pernah pesan makanan secara daring, itu biasanya saya. Ia pun mengatakan tak membuat pesanan itu dan kami bersama di kamar, jadi saya tahu ia jujur,” jelas Salbiyah.
Itu baru permulaan. Setelahnya, sejumlah pengemudi GrabBike kembali berdatangan. Kemudian, Tantowi juga menerima surel berisi transaksi Gopay senilai Rp300 ribu, padahal ia tak melakukannya. Keesokan harinya, peretasan juga terjadi pada akun Gojek Salbiyah. Secara total, keduanya kehilangan sekitar Rp680 ribu akibat pesanan palsu beruntut itu.
Meski terjadi di lokasi yang jauh dengan Asih, masalah tersebut tetap jadi bahan diskusi kelompoknya. Asih pun mengatakan, “peserta lain juga menerima ancaman lewat WhatsApp.”
Pembicara di acara serupa, seperti di acara Amnesty Internasional, mesti mendapat gangguan berupa panggilan spam dari nomor asing serta Zoomboombing.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: