Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astronom Usulkan Cara Baru Cari Planet Kesembilan, Bagaimana?

Astronom Usulkan Cara Baru Cari Planet Kesembilan, Bagaimana? Seorang warga menikmati suasana malam di bawah naungan galaksi Bima Sakti di Mangli, Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (3/7/2019) malam. Pada bulan pertengahan tahun dengan cuaca terang dan bebas polusi, dapat terlihat galaksi Bima Sakti atau 'Milky Way'. | Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warta Ekonomi -

Ilmuwan menambah hipotesis baru tentang planet kesembilan atau Planet Nine. Para ahli astrofisika telah menduga bahwa Planet Nine bisa jadi adalah lubang hitam kecil. Para ilmuwan telah mengusulkan cara untuk mengetahuinya.

Planet Nine tidak pernah terlihat secara langsung, tetapi keberadaan planet kesembilan yang mengorbit Matahari kita dapat menjelaskan fitur-fitur tertentu dari Tata Surya bagian luar. Misalnya, seperti pengelompokan bersama dari batuan es yang disebut 'objek trans-Neptunus' dengan orbit yang sama miringnya.

Baca Juga: Apa Tujuan UEA Lakukan Misi Antarplanet ke Mars?

Dilansir di Science Focus, pada tahun 2019 lalu para ilmuwan di Inggris dan AS menyarankan bahwa Planet Nine yang juga dikenal sebagai Nibiru malah bisa jadi lubang hitam purba.

Lubang hitam yang belum terlihat ini diperkirakan telah terbentuk sepersekian detik setelah Big Bang. Jika Planet Nine adalah entitas seperti itu, ukurannya akan sebesar grapefruit dengan massa lima hingga sepuluh kali lipat Bumi.

Sekarang, dua ahli astrofisika di Universitas Harvard, AS, telah menyarankan cara untuk menyelidiki hal ini dengan mencari semburan radiasi elektromagnetik atau akresi suar yang akan dihasilkan ketika lubang hitam ini terkoyak dan menelan benda-benda sedingin es di dekatnya.

Penulis mengusulkan menggunakan Legacy Survey of Space and Time (LSST) yang akan datang untuk mencari suar akresi. LSST akan menggunakan kamera 3,2 megapiksel di Observatorium Rubin Chili untuk memotret seluruh langit yang terlihat setiap beberapa malam selama 10 tahun.

"LSST memiliki bidang pandang yang luas meliputi seluruh langit berulang kali dan mencari suar sementara," kata rekan penulis studi Prof Avi Loeb.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: