Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ramai-ramai Serang Nadiem Makarim, Kasihan Gak Ada yang Bela...

Ramai-ramai Serang Nadiem Makarim, Kasihan Gak Ada yang Bela... Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemberian dana hibah Kemendikbud ke yayasan konglomerat: Tanoto dan Sampoerna Foundation, berbuntut panjang. Setelah diserang DPR, giliran Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang menyentil program Mendikbud Nadiem Makarim itu. Mereka juga keluar dari program tersebut. Sayangnya, Mas Nadiem tak ada yang bela nih.

Mundurnya Lembaga Pendidikan (LP) Maarif NU dari Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu karena mencium adanya kejanggalan dalam program tersebut.

Ketua LP Maarif NU, Arifin Junaidi mengungkapkan, lembaganya baru diminta mengajukan proposal dua hari sebelum penutupan. Tentu saja, lembaga itu tak menyanggupinya. "Tapi kami diminta ajukan saja syarat-syarat menyusul," tuturnya.

Baca Juga: Mas Nadiem Transparan Dong, Jujur Harus Dimulai dari Pemimpin

Tanggal 5 Maret diumumkan di website, proposal LP Maarif NU itu ditolak. Tapi kemudian Kemendikbud kembali menghubungi LP Maarif NU, meminta mereka melengkapi syarat. Salah satu yang disyaratkan, badan hukum yang digunakan harus atas nama LP Maarif NU, bukan Nahdlatul Ulama. "Kami menolak dan jelaskan badan hukum kami NU," tegas Arifin.

Keesokan harinya, Kemendikbud kembali meminta surat kuasa dari PBNU. Didesak-desak, LP Maarif NU akhirnya menurutinya. Mereka meminta surat kuasa dan memasukkannya di detik-detik terakhir.

Rabu (22/7/2020), LP Maarif NU mendadak dihubungi untuk mengikuti rapat koordinasi. Padahal saat itu, belum ada surat keterangan penetapan program Kemendikbud itu. "Ternyata banyak sekali yayasan yang tidak jelas ditetapkan sebagai penerima," ungkapnya.

Karena itu LP Maarif NU memutuskan mundur dari program tersebut. Mereka memilih mengabdi kepada negara lewat programnya sendiri. Dia menjelaskan, saat ini LP Maarif NU tengah fokus menangani pelatihan kepala sekolah dan kepala madrasah 15 persen dari total sekolah/madrasah sekitar 21 ribu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: