Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tiap Hari Bertambah, Jokowi Tebar Optimisme Tapi Cemas Juga

Tiap Hari Bertambah, Jokowi Tebar Optimisme Tapi Cemas Juga Presiden Joko Widodo selaku inspektur upacara tiba dalam Peringatan Ke-74 Hari Bhayangkara Tahun 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (1/7/2020). | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus positif corona di sini jauh dari kata wassalam. sebaliknya, terus bertambah banyak. Sampai kemarin dan saat ini sudah tembus 100 ribu. Presiden Jokowi terus menebar rasa optimisme, tapi tetap juga tak bisa menutupi kecemasannya.

Sejak akhir bulan lalu, perkembangan kasus corona semakin mengkhawatirkan. Tiap hari, rata-rata penambahan kasus positif mencapai 1.000 orang.

Kemarin, pertambahan kasus positif men capai 1.525 orang. Sehingga jumlah kasus corona mencapai 100.303 orang. Dari jumlah tersebut, 58.173 orang dinyatakan sembuh, dan 4.838 orang meninggal dunia.

Baca Juga: Kasus Positif Corona di Jakarta Dua Hari Sudah di Atas 400!

Jumlah kasus tersebut menempatkan Indonesia dalam daftar negara-negara dengan kasus 100 ribu. Di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi. Disusul Filipina dengan 80 ribu kasus dan Singapura 50 ribu kasus. Sementara di Asia, Indonesia berada di urutan ke-8.

Kemarin pagi, Jokowi menggelar rapat terbatas dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan ekonomi Nasional melalui konferensi video dari Istana Merdeka, Jakarta. Saat membuka rapat, Jokowi memberikan sejumlah arahan. Intinya, eks Gubernur DKI ini meminta jajarannya bekerja keras dalam menangani krisis kesehatan dan ekonomi.

Pertama, ia minta jajarannya mengintegrasikan kebijakan kesehatan dan kebijakan ekonomi. Penanganan kesehatan tetap menjadi prioritas, tidak boleh mengendur sedikitpun. “Aura krisis kesehatan terus digaungkan sampai nanti vaksin tersedia dan bisa digunakan secara efektif,” kata Jokowi

Tak hanya itu, eks Walikota Solo ini meminta kepada Komite yang di komandoi Airlangga Hartarto itu, untuk menurunkan angka kematian serendah rendahnya. Lalu meningkatkan angka kesembuhan setinggi-tingginya, dan kendalikan laju pertumbuhan kasus kasus positif baru.

Untuk mewujudkan target tersebut, Jokowi berpesan agar pengujian, penelusuran, dan perawatan pasien corona harus dilakukan secara massif dan lebih agresif. Kedua, Jokowi minta jajarannya meningkatkan serapan anggaran stimulus Covid-19 sebesar Rp 695 triliun.

Data yang diterima Presiden per 22 Juli lalu, anggaran baru terserap 19 persen atau sekitar Rp136 triliun.

“Ini masih belum optimal dan kecepatannya masih kurang,” ujarnya.

Jokowi lantas memerinci serapan anggaran. Bidang perlindungan sosial baru terserap 38 persen, UMKM sebesar 25 persen, sektor kesehatan baru terealisasi 7 persen, dan insentif dunia usaha baru 13 persen. Demikian halnya dengan dukungan untuk sektoral dan pemerintah daerah yang juga baru ter serap 6,5 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: