Gubernur Anies Rasyid Baswedan menjelaskan alasan jumlah kasus infeksi COVID-19 di DKI Jakarta begitu tinggi dibandingkan sejumlah negara lain. Pada Rabu, 29 Juli 2020 saja, jumlah warga yang terjangkit 584 orang.
"Kenapa di Jakarta itu jumlahnya tinggi? Saya ingin sampaikan kepada semuanya di sini, karena Jakarta mengambil strategi mencari orang-orang yang terpapar lalu diisolasi, lalu diputus mata rantainya," katanya dalam forum webinar.
Baca Juga: Ya Allah, Mas Anies, Masa Harus Begitu Sih?
Kalau Jakarta hanya ingin tampak jumlahnya sedikit, pemerintah tidak perlu melakukan pemeriksaan. Tetapi wabahnya tidak akan pernah mereda jika begitu.
Maka, yang dikerjakan pemerintah DKI Jakarta adalah melakukan pengetesan sebanyak mungkin, mencari orang-orang yang positif. Begitu ketemu yang positif, kalau tanpa gejala, tidak berisiko, dan cukup isolasi atau karantina mandiri. Kalau memiliki gejala atau berisiko, maka akan diminta diisolasi di rumah sakit
Sebenarnya, menurut Anies, pemerintah menargetkan memeriksa paling sedikit 10 ribu orang per minggu. Namun DKI Jakarta bahkan sampai 43 ribu orang per minggu dengan persentase 6,3 persen.
“Nah 6,3 persen inilah yang kalau tidak ketahuan itu mereka akan menularkan kepada lebih banyak lagi," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami