Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mencetak wirausaha muda khususnya di industri kreatif sektor kriya dan fesyen.
Upaya ini diwujudkan melalui program Creative Business Incubator yang dilaksankan oleh Bali Creative Industry Center (BCIC) bersama Business Venturing and Development Institute (BVDI) Prasetya Mulya.
Baca Juga: Sepeda Naik Daun, Kemenperin Genjot Komponen Lokalnya
"Melalui program tersebut, para pelaku industri kreatif bidang kriya dan fesyen akan diberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengembangkan bisnis (scalling-up) dengan bentuk kegiatan berupa program kelas pada tahun pertama dan pendampingan di tahun kedua," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih, di Jakarta, Kamis (30/7/2020).
Gati menyampaikan, sebagian besar generasi muda sedang menghadapi tantangan seiring terjadinya perubahan tatanan baru di berbagai aspek kehidupan karena dampak pandemi Covid-19.
"Oleh karena itu, kami kembali menggelar program Creative Business Incubator untuk menghasilkan pelaku industri kreatif sebagai motor penggerak ekonomi masa depan," jelasnya.
Ia mengatakan, sektor ekonomi kreatif diproyeksi telah memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga Rp1.200 triliun sepanjang tahun 2019 atau naik 9,6% dibanding capaian tahun sebelumnya. Adapun tiga subsektor yang menjadi penyumbang terbesar pada kinerja ekonomi kreatif tersebut adalah industri kuliner, fesyen, dan kriya.
"Industri kreatif merupakan sektor yang dinamis sehingga dalam pelaksanaannya kami menyasar kepada generasi muda. Apalagi, Indonesia sedang mengalami bonus demografi," ungkap Dirjen IKMA.
Berdasarkan data BPS, tercatat jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019 sebanyak 268 juta jiwa dan sebanyak 137 juta jiwa adalah penduduk usia produktif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum