Pertama Kali, Negara Ini Rilis Izin Listrik dengan Tenaga Nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir resmi aktif di wilayah Arab untuk pertama kalinya, sebab Uni Emirat Arab (UEA) telah meluncurkan izin operasi reaktor nuklir pertamanya.
Pembangkit listrik tenaga nuklir yang diberi nama Barakah ini terletak di Abu Dhabi, ibukota UEA. Proyek reaktor nuklir ini dibangun melalui kerja sama dengan Korea Electric Power Corporation (KEPCO), BUMN dari Korea Selatan. UEA menjadi negara satu-satunya yang telah membeli reaktor KEPCO.
"Hari ini kami menyatakan, UEA sukses mengoperasikan reaktor nuklir pertama untuk perdamaian di dunia Arab pada Pembangkit Nuklir Barakah di Abu Dhabi," ujar Mohammed bin Rashid, wakil presiden dan pemimpin Kota Dubai, seperti dikutip dari Deutsche Welle, Sabtu (1/8/2020).
Baca Juga: Perhatian! Ada Diskon Tambah Daya Listrik di Agustus Ini
Baca Juga: Begini Cara Dapat Listrik Gratis Agustus 2020
Tujuannya, lanjut Mohammed, adalah mengoperasikan empat pembangkit nuklir yang akan menyediakan seperempat energi yang dibutuhkan negara, dapat diandalkan, dan bebas emisi.
Berdasarkan pernyataan resmi Kedutaan Besar UEA di Jakarta, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Barakah adalah proyek bersejarah yang meningkatkan peran utama UEA dalam transisi energi bersih global. Pembangkit listrik Barakah akan memiliki empat reaktor dengan total kapasitas 5.600 megawatt. Saat beroperasi penuh, pembangkit listrik bertenaga nuklir ini akan memenuhi hingga 25% dari permintaan listrik nasional.
Selain itu, kehadiran pembangkit listrik tenaga nuklir Barakah itu juga mencegah pelepasan 21 juta ton emisi karbon setiap tahun, yang setara dengan menghilangkan 3,2 juta kendaraan yang menghasilkan polusi udara.
Awalnya, proyek pembangunan reaktor pertama ini akan dibuka pada 2017, tapi proyek tersebut mengalami penundaan beberapa kali.
UEA melalui Emirates Nuclear Energy Corporation (ENEC) telah mengembangkan Program Energi Nuklir Damai, sesuai standar internasional tertinggi untuk keselamatan, keamanan, transparansi, dan non-proliferasi nuklir.
ENEC memberikan Kontrak Perdana untuk pembangunan pembangkit listrik Barakah kepada KEPCO pada 2009. Kontrak tersebut bernilai $20 miliar. KEPCO sendiri memiliki lebih dari 40 tahun pengalaman dan keahlian dalam membangun dan mengoperasikan pembangkit energi nuklir.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Barakah bukan hanya menjadi pembangkit listrik saja, tetapi juga menjadi stimulus sosial, pendidikan, dan ekonomi.
Sejak pengembangannya, Program UEA, melalui pengembangan ENEC dan Otoritas Federal untuk Peraturan Nuklir (FANR) telah berkontribusi pada kemampuan UEA untuk bekerja di beberapa bidang baru seperti kedokteran nuklir, program luar angkasa dan teknik nuklir.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Barakah adalah contoh dari kemampuan negara dalam mengembangkan proyek internasional berskala besar yang aman, terlepas dari pandemi COVID-19 saat ini.
Reaktor unit pertama telah berhasil beroperasi awal bulan ini. Ini menjadi langkah penting dalam menghasilkan listrik bersih menggunakan energi nuklir di UEA untuk pertama kali dalam sejarahnya.
Sementara konstruksi reaktor Unit kedua sudah selesai dan sedang menjalani persiapan operasionalnya. Penyelesaian konstruksi keseluruhan dari pembangunan empat pembangkit listrik itu akan mencapai 94% pada Mei 2020.
Teknologi energi nuklir yang dikembangkan pada reaktor pembangkit listrik Barakah yakni uranium ditambang, lalu diproses dan dibuat menjadi pelet kecil seukuran kuku orang dewasa. Setiap pelet uranium mengandung jumlah energi yang sama dengan satu ton batubara dan 474 liter minyak mentah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: