Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pedih! Keluarga Palestina Tidur di Gua Gegara Ulah Militer Israel

Pedih! Keluarga Palestina Tidur di Gua Gegara Ulah Militer Israel Kredit Foto: Reuters/Mohamad Torokman
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Israel benar-benar keji. Bagaimana tidak, negeri Yahudi ini dengan kejam membongkar rumah warga Palestina dan merampas tanahnya untuk membangun pusat militer tertutup.

Kekejaman Israel ini terjadi di wilayah Hebron. Militer Israel mengerahkan buldoser untuk mengancurkan rumah-rumah warga Muslim Palestina.

Baca Juga: Rudal Gaza Sukses Dicegat Tameng Iron Dome Israel, Bikin Khawatir

Tindakan militer Israel ini bukan baru sekarang saja terjadi tapi sejak beberapa tahun lalu. Israel menamakan wilayah hasil rampasan itu dengan nama Area C.

Di Area C ini tak ada seorang pun Muslim Palestina yang boleh tinggal apalagi membangun rumah. Padahal, wilayah ini sudah ditempati Muslim Palestina sudah lama.

Menurut laporan Organisasi Hak Asasi Manusia Israel, B'Tselem. Sejak 2006 hingga 2018, lebih dari 1.400 rumah warga Muslim Palestina telah dihancur leburkan militer Israel.

Akibatnya lebih dari 6 ribu Muslim Palestina harus pindah dari wilayah itu tanpa diberikan tempat baru. Bahkan, sebagian besar dari para korban adalah anak-anak yang berusia di bawah 16 tahun.

Kantor berita Al-Monitor pada Minggu (2/8/2020), dalam artikelnya menceritakan tentang kondisi salah satu dari belasan keluarga yang menjadi korban kekejaman militer Israel.

Setelah rumah mereka dirampas, keluarga Muslim Palestina terpaksa tinggal di goa-goa sarang ular dan sarang kalajengking yang ada di pegunungan berbatu di Hebron.

Munther Abu Aram dan istri beserta empat anaknya yang masih kecil-kecil dahulunya tinggal di sebuah rumah sederhana di wilayah Khirbet Janba, Tepi Barat.

Namun pada 2018 petaka tiba, militer Israel membongkar rumah mereka. Sebenarnya mereka pada 2019 sempat membangun rumah lagi. Tapi kembali dibongkar malah kini tanahnya dirampas.

Karena tak memiliki uang dan tak punya tempat tinggal lagi, terpaksalah Aram mengajak keluarganya untuk menghuni salah satu goa berbahaya itu. "Kehidupan di dalam gua sangat sulit," kata Aram.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: