Baru-baru ini viral posting-an di media sosial Twitter mengenai seorang pria yang mengidap kelainan fetish dalam hal bungkus-membungkus. Pria tersebut mengaku sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) ternama di Indonesia.
Merangkum dari Summit Medical Group, Senin (3/8/2020), penyebab pasti gangguan fetisisme ini tidak diketahui. Tapi diduga kondisi ini bisa terjadi karena adanya perbedaan pada otak atau sistem saraf.
Otak manusia membuat bahan kimia alami yang memengaruhi cara dalam berpikir, merasakan, dan bertindak. Sel-sel otak membutuhkan keseimbangan yang tepat dari zat-zat kimia ini agar berfungsi secara normal.
Baca Juga: Sulit Dalami Kasus Fetish Jarik, Polisi ke Korban: Segera Hubungi
Orang dengan kelainan ini mungkin memiliki terlalu sedikit atau terlalu banyak bahan kimia tersebut pada otak mereka. Orang dengan kelainan ini mungkin juga mengalami perubahan fisik di otak mereka.
Perubahan-perubahan ini dapat berarti bahwa beberapa bagian otak lebih aktif atau kurang aktif daripada orang lain. Fetisisme juga bisa jadi terkait dengan beberapa hal buruk antara lain mengalami pelecehan pada masa kanak-kanak dulu, banyak konflik dalam keluarga, atau punya riwayat keluarga berpenyakit mental.
Fetisisme umumnya dimulai selama masa kanak-kanak atau remaja. Kebanyakan pengidap fetish terjadi pada kaum pria.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: