Setidaknya 73 orang tewas dan lebih dari 2.750 orang cedera dalam ledakan itu, kata Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan, Selasa malam. Di akun Twitter-nya, ketua Dewan Tinggi Negara Libya, Khalid al-Mishri, menyampaikan belasungkawa yang terdalam dan berharap pemulihan cepat bagi semua yang terluka.
Mohammed Al-Qablawi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Libya, mengatakan orang-orang Libya memiliki solidaritas penuh dengan rakyat Lebanon.
Ledakan itu terjadi pada waktu yang sensitif, beberapa hari sebelum Pengadilan Khusus PBB untuk Lebanon dijadwalkan mengumumkan vonisnya dalam kasus pembunuhan mantan Perdana Menteri Lebanon Rafik Hariri.
Kemudian pada hari itu, sumber-sumber yang dekat dengan Hizbullah membantah tuduhan bahwa ledakan itu adalah serangan oleh Israel terhadap gudang senjata mereka.
Para pejabat Israel, yang berbicara kepada media lokal dengan syarat anonim, membantah keterlibatan Israel dalam insiden itu, dengan mengatakan ledakan itu bisa menjadi kecelakaan. Ekonomi Lebanon saat ini menghadapi krisis terburuk dalam beberapa dekade.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: