Ketika Ledakan Dahsyat Beirut Munculkan Teori-teori Konspirasi
Sejak ledakan dahsyat mengguncang Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020), sejumlah teori konspirasi telah bermunculan di media sosial mengenai sumber ledakan tersebut.
Pemerintah Lebanon sejauh ini mengindikasikan bahwa insiden itu disebabkan oleh 2.750 ton senyawa kimia amonium nitrat, yang telah dibiarkan tersimpan di sebuah gudang di pelabuhan Beirut sejak 2013. Namun, banyak yang tidak percaya dengan pernyataan itu dan mencoba mengemukakan narasi lain yang mungkin menjelaskan penyebabnya.
Baca Juga: Bantu Pemulihan, Bank Dunia Kaji Kebutuhan Rakyat Lebanon
Berikut ini beberapa teori konspirasi mengenai penyebab ledakan Beirut yang muncul di media sosial, sebagaimana dilansir Middle East Eye.
Serangan Israel
Beberapa pengguna media sosial dengan cepat menyalahkan Israel atas insiden di pelabuhan Beirut, menyebut ledakan itu sebagai “serangan”.
Beberapa pengguna media sosial mengutip komentar dari Perdana Menteri Benyamin Netanyahu yang di posting di Twitter sesaat sebelum ledakan.
Tweet of Israel's P.M.
— ????Aqeel ?hm?d kh?n???????????? ???? ??? ???? (@AqeelAhmad092) August 5, 2020
before #BeirutBlast
Something is wrong ???? pic.twitter.com/PBJbEpvrGI
Setelah mengunjungi pangkalan militer di Kota Ramle Israel pada Selasa, Netanyahu memperingatkan:
"Kami menghantam sel dan sekarang kami menghantam petugas operator. Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan diri. Saya menyarankan kepada mereka semua, termasuk Hizbullah, untuk mempertimbangkan ini.”
Netanyahu mengacu pada tentara Israel, yang mengklaim telah menggagalkan serangan Pemerintah Suriah di sepanjang perbatasan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada Senin (3/8/2020), menargetkan empat orang yang tampaknya telah menanam bahan peledak.
Namun, beberapa warganet menyimpulkan komentar itu sebagai peringatan serangan ke Lebanon, yang juga merupakan basis Hizbullah. Terlepas dari waktunya, hampir tidak ada bukti Israel menyasar Hizbullah di Beirut.
Parlemen Israel pada Kamis (6/8/2020) telah membantah terlibat dalam ledakan yang telah menewaskan setidaknya 135 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya.
Serangan Bom atau Nuklir
Ledakan pada Selasa menghasilkan awan jamur yang banyak diidentikkan dengan senjata atom atau nuklir.
Sementara beberapa lainnya meyakini ledakan itu sebagai serangan bom yang menyasar Lebanon, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
#LebanonExplosion it’s conspiracy to occupy Lebanon .. its 1000’s of peoples died.. one could see the people flying due to the waves originated by the blast.. that’s atomic attack and some firework or stored firework explosion .. it’s an attack on human rights violations pic.twitter.com/1jUB262LNk
— rocky (@rockyrock916) August 4, 2020
"Saya bertemu dengan beberapa jenderal besar kami dan mereka hanya merasa bahwa ini bukanlah semacam peristiwa ledakan manufaktur," kata Trump kepada wartawan pada Selasa, beberapa saat setelah ledakan di Beirut terjadi.
"Ini tampaknya, menurut mereka, mereka akan tahu lebih baik daripada saya, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah (serangan)."
Klaim itu kembali disampaikannya pada Rabu dalam keterangan pers di hadapan wartawan.
Namun, pejabat militer dan pertahanan AS sendiri telah membantah dugaan itu, menyebut penyebab ledakan kemungkinan karena kecelakaan.
Kiriman Peledak Turki
Pada Selasa, Abbas Ibrahim, kepala Keamanan Umum Lebanon, mengatakan "ledakan terjadi di gudang bahan peledak tinggi yang disita selama bertahun-tahun".
Hal ini memunculkan teori dan rumor tentang dari mana bahan peledak itu disita.
The explosive materials were on a Turkish ship, called Fatahullah. In 2014 and during supporting extremists in Syria, this ship was stopped in #Beirut and the materials were stored there. #Turkey again https://t.co/eY8e3HUtXX
— Peace (@SrushtiMin) August 4, 2020
Beberapa pengguna Twitter telah menuding pengiriman Turki yang seharusnya menuju Suriah lah yang memicu ledakan.
Namun, teori ini telah terbukti salah karena bahan kimia yang meledak berasal dari MV Rhosus kapal kargo Rusia berbendera Moldova yang disita pada September 2013.
Ulah Hizbullah
Sementara beberapa berteori bahwa Israel melakukan serangan untuk menargetkan Hizbullah, yang lain berspekulasi bahwa kelompok Lebanon itu sendiri mungkin telah memainkan peran.
WATCH:
— Maajid ??? ????? (@MaajidNawaz) August 5, 2020
Banned terrorist group Hezbollah seemed *very* aware of the now exploded 2750 tonnes of Ammonium Nitrate (often used to make terrorist bombs) sitting at Beirut’s port for 6 years https://t.co/WGuTsfyhw8
Sebuah video dari 2017, yang menampilkan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah mengancam akan menyerang pelabuhan Haifa Israel, di mana ia berbicara tentang ledakan "mirip-nuklir" yang disebabkan oleh amonium nitrat, dibagikan secara luas.
Meskipun video dan foto-foto ini muncul kembali, pejabat Lebanon telah menyatakan bahwa lokasi ledakan adalah gudang yang menyimpan material yang disita, tanpa ada indikasi bahwa itu adalah depot Hizbullah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: