Teriakan Minta Tolong Warga Beirut Menggema, Miris Dengarnya!
Ledakan maha dahsyat pada hari Selasa kemarin telah memperburuk keadaan Beirut yang sebelumnya sudah mengalami masalah sumber daya dan infrastruktur akibat perang saudara.
Ditengah-tengah berserakannya kaca-kaca di sepanjang kota Beirut, seorang ibu bernama Mathilde Abdo tampak mengambil sebuah foto anak sulungnya semasa kecil dengan hati-hati. Pasalnya, banyak serpihan kaca disana.
Walaupun suaminya, George, dan lima dari keponakan-keponakan mereka telah menghabiskan 2 hari membersihkan puing-puing bekas ledakan yang juga menghantam apartemen mereka di Ashrafieh, tetap saja kondisinya masih jauh dari kata "bersih".
Apartemen Mathilde dan George berada di salah satu daerah di Beirut yang paling terkena dampak ledakan gudang amonium nitrat.
“Disini masih banyak pecahan kaca yang berserakan. Mungkin kita akan menghabiskan sisa hidup kita membersihkan pecahan-pecahan ini dari baju-baju dan perabot kita,” katanya seperti dilaporkan The Guardian, Jumat, 7 Agustus 2020.
Baca Juga: Ketika Ledakan Dahsyat Beirut Munculkan Teori-teori Konspirasi
Ledakan maha dahsyat pada hari Selasa kemarin telah memperburuk keadaan Beirut yang sebelumnya sudah mengalami masalah sumber daya dan infrastruktur akibat perang saudara.
Ditengah-tengah berserakannya kaca-kaca di sepanjang kota Beirut, seorang ibu bernama Mathilde Abdo tampak mengambil sebuah foto anak sulungnya semasa kecil dengan hati-hati. Pasalnya, banyak serpihan kaca disana.
Walaupun suaminya, George, dan lima dari keponakan-keponakan mereka telah menghabiskan 2 hari membersihkan puing-puing bekas ledakan yang juga menghantam apartemen mereka di Ashrafieh, tetap saja kondisinya masih jauh dari kata "bersih".
Apartemen Mathilde dan George berada di salah satu daerah di Beirut yang paling terkena dampak ledakan gudang amonium nitrat.
“Disini masih banyak pecahan kaca yang berserakan. Mungkin kita akan menghabiskan sisa hidup kita membersihkan pecahan-pecahan ini dari baju-baju dan perabot kita,” katanya seperti dilaporkan The Guardian, Jumat, 7 Agustus 2020.
Pemakaman pertama untuk sejumlah korban dari total 154 orang yang meninggal telah digelar pada hari Kamis waktu setempat.
Sementara pencarian korban lainnya masih berlanjut.
Baca Juga: Merinding! Begini Kesaksian Penyintas Ledakan Dahsyat Beirut
Dengan diberlakukannya ‘shutdown’ di Beirut yang membuat aktivitas kota di bulan Agustus sepi, tampaknya telah menyelamatkan banyak nyawa – tetapi angka kematiannya masih akan meningkat.
Lebih dari 5.000 orang terluka, dan masih banyak juga dari mereka yang tidak dapat pertolongan karena rumah sakit disana pun sedang mengurusi pasien yang terpapar Covid-19.
“Kita sedang melakukan apa yang kita bisa, tetapi kita tidak menerima bantuan apapun dari pemerintah,” ujar Garen, seorang mahasiswa yang sukarela mencari korban yang masih terperangkap.
Ia dan para sukarelawan amatir lainnya sedang berada di sebuah gedung yang telah hancur di pusat distrik wisata malam Gemmayze yang diduga telah runtuh total.
Sudah sekitar 300.000 orang telah kehilangan rumahnya dan tidak jelas berapa banyak infrastruktur di Beirut Timur yang bisa diselamatkan.
Banyak bangunan kecil di distrik perkantoran di sebelah Timur pelabuhan, sudah dirusak beberapa kali pada saat perang sipil.
Kerugian akibat ledakan tersebut dapat mencapai 5 miliar dolar (sekitar 73,2 triliun rupiah) menurut Gubernur Beirut, Marwan Abboud pada hari Rabu kemarin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri