Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Lebanon Curiga Ledakan di Beirut Akibat Bom atau Rudal

Presiden Lebanon Curiga Ledakan di Beirut Akibat Bom atau Rudal Kredit Foto: Reuters/Mohamed Azakir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan ledakan terbesar dalam sejarah Beirut kemungkinan disebabkan oleh bom, rudal atau gangguan eksternal lainnya. Namun, dia juga tidak memungkiri bahwa insiden mengerikan yang menewaskan 154 orang ini kemungkinan juga karena faktor kelalaian.

Ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut ini menghancurkan sebagian besar wilayah Ibu Kota Lebanon tersbut. Lebih dari 5.000 orang lainnya terluka. Tim penyelamat hingga hari ini (8/8/2020) masih membongkar puing-puing untuk menemukan siapa pun yang masih hidup setelah ledakan pada Selasa malam lalu.

Baca Juga: Pasang Bendera, Publik Lebanon Ngamuk: Israel Munafik

"Penyebabnya belum ditentukan. Ada kemungkinan gangguan eksternal melalui rudal atau bom atau tindakan lain," kata Presiden Aoun kepada media setempat yang dilansir The Jerusalem Post.

Aoun sebelumnya mengatakan bahan peledak yang disimpan dengan tidak aman selama bertahun-tahun di pelabuhan juga menjadi objek penyelidikan terkait kemungkinan sebagai penyebabnya. Bahan peledak itu, seperti diungkapkan otoritas keamanan Lebanon adalah 2.750 ton amonium nitrat.

Menurutnya, penyelidikan juga akan mempertimbangkan apakah ledakan itu terjadi karena kelalaian atau kecelakaan. Dia mengatakan 20 orang telah ditahan sejauh ini.

Seorang sumber mengatakan penyelidikan awal menyalahkan kelalaian sebagai faktor tragedi ledakan di Beirut.

Amerika Serikat mengatakan tidak mengesampingkan bahwa tragedi di Beirut akibat serangan. Sedangkan Israel, yang telah berperang beberapa kali dengan Lebanon, telah membantah peran apa pun. 

Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan penyebab tragedi itu tidak jelas, tetapi membandingkan ledakan itu dengan pemboman tahun 2005 yang menewaskan mantan Perdana Menteri Rafik al-Hariri.

Pemimpin kelompok Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrallah, membantah laporan bahwa kelompoknya memiliki senjata yang disimpan di pelabuhan.

Dia menyerukan penyelidikan yang adil dan akuntabilitas yang ketat untuk siapa pun yang bertanggung jawab tanpa perlindungan politik. "Kalaupun ada pesawat menghantam, atau memang disengaja, ternyata (amonium) nitrat ini sudah bertahun-tahun ada di pelabuhan dengan cara seperti ini, artinya sebagian kasus itu mutlak kelalaian dan korupsi," ujarnya.

Direktur bea cukai dan pendahulunya ditangkap pada hari Jumat malam. Di masjid Mohammad Al-Amin Beirut, di sebelah makam Hariri, kepala ulama Amin Al Kurdi mengatakan kepada jamaah dalam khotbah salat Jumat bahwa para pemimpin Lebanon memikul tanggung jawab.

"Siapa penjahatnya, siapa pembunuh di balik ledakan Beirut?" tanya dia. "Hanya Tuhan yang bisa melindungi, bukan yang korup...Tentara hanya melindungi para pemimpin."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: