Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lagi, Jet Pengintai AS Berkeliaran di Laut China Selatan

Lagi, Jet Pengintai AS Berkeliaran di Laut China Selatan Kredit Foto: US Air Force/Sgt. Clayton Cupit
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Para pejabat militer Tiongkok memperingatkan Amerika Serikat (AS) terkait misi pengintaian jarak dekat mereka di atas Laut China Selatan.

Pasalnya, Angkatan Udara (AU) AS dinilai menimbulkan risiko ancaman bagi pesawat-pesawat komersil yang melewati wilayah Laut China Selatan.

Baca Juga: Memanas, Rudal Taiwan Sukses Usir Jet-jet Tempur China

Dikutip dari laman South China Morning Post, militer AS diketahui memiliki beberapa jenis jet pengintai yang dikembangkan mirip dengan pesawat komersial.

Angkatan Udara AS juga dilaporkan telah meningkatkan kegiatan pengintaian mereka hingga dekat pantai selatan Tiongkok, dalam beberapa pekan terakhir.

Sejak 5 Agustus 2020 lalu, mereka juga sudah mulai melakukan operasi pada malam hari dengan menggunakan jet jenis E-8C.

Seorang sumber dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok mengatakan, E-8C pertama kali diidentifikasi oleh sistem radar kontrol udara yang berada di Provinsi Guangzhou sebagai pesawat komersial.

Jet tersebut dilaporkan terbang pada ketinggian lebih dari 9.000 meter (29.500 kaki) di atas Laut China Selatan.

Kemudian, E-8C diidentifikasi sebagai Angkatan Udara AS pada saat terbang di atas ibu kota Provinsi Guandong, Tiongkok.

Lebih lanjut sumber tersebut mengklaim bahwa militer AS dapat menyebabkan risiko kecelakaan pada pesawat komersil.

"Itu mungkin saja menyebabkan kecelakaan pada pesawat komersil di tengah meningkatnya ketegangan antara militer Tiongkok dan AS," ujar seorang sumber yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut.

Dirinya menambahkan, militer AS dan para sekutunya sering kali menggunakan jet pengintai yang didesain seperti pesawat komersil.

"Menggunakan jet yang mirip dengan pesawat komersil sebagai perlindungan adalah operasi umum bagi Amerika dan sekutu dekat mereka, Israel. Tapi Laut China Selatan adalah salah satu wilayah udara internasional tersibuk di dunia, hal itu dapat membahayakan pesawat komersil asli," tambahnya.

Mantan Instruktur Akademi Angkatan Laut Taiwan, Lu Li-shih menyebut bahwa banyak angkatan laut maupun angkatan udara dari berbagai negara memainkan trik untuk menutupi aktivitas militer mereka.

Menurutnya, hal tersebut akan mengancam keselamatan maskapai penerbangan jika operator militer di darat gagal melakukan verifikasi.

Lu menjelaskan, kesalahan para militer yang menembak pesawat komersil karena gagal melakukan verifikasi hingga mengakibatkan kecelakaan memang kerap terjadi.

"Perang itu seperti penipuan. Ada beberapa kecelakaan yang terjadi ketika pasukan pertahanan suatu negara menembakkan rudal kepada pesawat komersil karena gagal memverifikasi," jelasnya.

Kecelakan seperti itu pernah terjadi pada 7 Januari 2020 lalu. Dilaporkan sebuah pesawat komersil Boeing 737 asal Ukraina, ditembak jatuh oleh pasukan Iran saat hendak lepas landas di Teheran, sehingga menewaskan semua penumpang dan awak.

Pemerintah Iran kemudian mengatakan bahwa insiden itu adalah human error, anggota militer mereka mengira jika pesawat tersebut merupakan milik musuh.

Hal serupa terjadi pada 1 September 1983 silam, ketika Boeing 747 Korean Air Lines ditembak jatuh oleh jet Su-15 milik Uni Soviet dan mengakibatkan 269 penumpang serta para awak meninggal dunia.

Dikabarkan, saat itu Boeing 747 Korean Air Lines sedang dalam perjalanan dari New York menuju Seoul. Militer Uni Soviet kemudian memberikan klarifikasi bahwa personelnya menganggap jika pesawat tersebut merupakan jet mata-mata milik Angkatan Udara AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: