Selain itu, ia juga menyiapkan skenario buruk dan terburuk apabila pandemi tak kunjung mereda. Skenario buruknya, yakni 34,6 juta penumpang dengan 409.000 pergerakan penerbangan dan skenario terburuk, 29 juta penumpang dengan 350.000 pergerakan pesawat.
Awaluddin mengatakan, optimisme tersebut didorong karena pada Juli penumpang yang terbang untuk berwisata mulai bergerak dengan adanya libur panjang akhir pekan yang bertepatan dengan hari raya Iduladha.
"Saya melihat beberapa fenomena terakhir di penerbangan kita termasuk aktivitas bandara. Data selama pembatasan perjalanan orang pada saat itu sangat didominasi keperluan dinas. Sedikit sekali atau kecil di pariwiasta pada April, Mei, dan Juni. Situasi sudah berbeda saat Juli karena saat itu ada libur panjang banyak dimanfaatkan masyarakat," ucap Awaluddin.
Awaluddin menambahkan, porsi orang yang melakukan perjalanan dinas masih berkisara 80% hingga 90% dibanding dengan yang melakukan penerbangan untuk liburan sekitar 10%-15%.
Meningkatnya jumlah penumpang juga dipengaruhi adanya kampanye terbang aman dan nyaman (safe travel campaign) antara AP II dan sejumlah pemangku kepentingan terkait.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: