Arkeolog Temukan Tempat Tidur Manusia Purba Tertua, Seperti Apa?
"Bahwa manusia purba secara teratur membakar rerumputan membuat kami penasaran, jadi kami meminta Wadley untuk menjelaskan perilaku yang tampaknya berlawanan dengan intuisi ini. Pembakaran alas rumput membersihkan tempat perkemahan dari hama, dari tikus menjadi kutu, dan membersihkan daerah,” jelasnya.
Rerumputan segar kemudian akan dibawa untuk membuat tempat tidur baru yang bersih. Untungnya, tempat tidur berusia 200.000 tahun ini tidak terbakar. Ini menunjukkan bahwa situs tersebut telah ditinggalkan dan tempat tidur tidak diisi ulang setelah pekerjaan tertentu itu.
"Lapisan terbakar yang ditemukan di bawah tempat tidur ini menunjukkan bahwa praktik tersebut dimulai sangat awal. Adapun abu, bukti yang dikumpulkan di gua perbatasan menunjukkan bahwa abu itu bersumber dari tempat tidur yang terbakar dan api unggun," ucapnya.
Selain itu, para peneliti juga menemukan jejak kayu kamper yang terbakar. Asap dari tanaman obat yang aromatik ini dikenal dapat mengusir serangga terbang, dan mungkin telah digunakan untuk tujuan ini di gua perbatasan. Menariknya, para peneliti juga menemukan jejak serpihan batu dan pembuatan bilah di alas tidur, serta partikel oker tanah.
Dengan demikian, tampak bahwa hamparan rumput ini selain menyediakan tempat tidur yang nyaman juga menjadi tempat untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Mungkin saja, oker tidak diproses di tempat tidur ini dan pigmen merah dan oranye jatuh dari kulit mereka saat manusia sedang beristirahat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: