"Dari catatan kami, industri pangan pertanian terkoreksinya sangat kecil dibanding jasa manufaktur. Jadi, pertanian menjadi sebuah keyakinan baru bahwa jika kita bisa swasembada, hal itu bisa menjadi peluang luar biasa bagi kaum milenial atau generasi Z," jelas dia.
"Maka kampanye saya sekarang adalah 'Mari kita tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia'. Tinggal di desa, rezeki kota, bisnis mendunia ini hanya bisa dilakukan kalau kita melakukan 4.0 atau digitalisasi," kata Kang Emil.
Selain UMKM dan pertanian yang didorong ke arah digital, Kang Emil pun menegaskan bahwa Pemprov Jabar memiliki visi "Digital West Java" di semua sektor termasuk urusan pemerintahan.
"Kami akan mentransformasikan seluruh mindset Jawa Barat ini ke digital. Dari level yang paling primitif, seperti men-scan dokumen sampai ke level yang paling canggih melakukan Internet of Things itu sudah dilakukan di Jawa Barat," kata dia.
Secara umum, digitalisasi masuk dalam salah satu peluang Jabar untuk membangkitkan ekonomi di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB). Dia menyebutkan, terdapat tujuh sektor yang bisa menjadi peluang Jabar tersebut.
Pertama, menarik investasi dunia usaha yang akan bergeser dari China. Kedua, swasembada produk-produk kesehatan. Ketiga, medical tourism sebagai upaya mewujudkan Jabar menjadi pusat kesehatan terbaik di Indonesia. Keempat, hijrah 100% kepada automasi atau teknologi.
Kelima, inovasi digital. Keenam, inovasi untuk mendukung pelestarian lingkungan, salah satunya dengan membangun pabrik yang bisa mengubah plastik menjadi solar. Dan ketujuh, local tourism atau investasi dengan memanfaatkan sektor pariwisata lokal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: