Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga TBS di W3 Buat Sumatera Ceria

Harga TBS di W3 Buat Sumatera Ceria Kredit Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tak goyah diterpa pandemi, perkebunan kelapa sawit Indonesia terus bertahan meskipun sejumlah sektor industri lain sempat tumbang. Kegiatan ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) hingga cangkang kelapa sawit tetap berlangsung dan justru berhasil menemukan posisi baru di pasar global.

Berbekal kondisi tersebut, tak aneh jika pergerakan harga TBS (tandan buah segar) di provinsi-provinsi sentra kelapa sawit ikut merangsak naik. Petani kelapa sawit di Pulau Sumatera selayaknya bahagia, mengingat harga TBS di Provinsi Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan mencatatkan harga yang luar biasa.

Baca Juga: Bagaimana Harga CPO di W2 Agustus 2020?

Harga TBS di Provinsi Riau pada minggu ketiga Agustus 2020 untuk kategori tanaman berumur 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp2.002,57/kg. Nilai ini tercatat menguat sebesar Rp18,17/kg dibandingkan periode yang sama pada pekan lalu. Tidak hanya itu, harga CPO yang ditetapkan Rp9.156,44/kg dan harga Kernel Rp4.831,23/kg.

Kondisi yang sama juga dirasakan oleh petani kelapa sawit yang ada di Sumatera Utara. Harga TBS dengan kategori umur tanaman 10–20 tahun ditetapkan sebesar Rp1.963,76/kg, dengan harga CPO Rp9.096/kg dan harga Kernel Rp4.840/kg. Begitu pun dengan harga TBS di Sumatera Selatan, pada periode kedua Agustus 2020, harga TBS tersebut ditetapkan sebesar Rp1.740,85/kg, dengan harga CPO Rp8.733,50/kg dan harga Kernel Rp4.786,76/kg.

Secara eksternal, Solvent Extractors Association of India (SEA) melaporkan bahwa impor CPO ke India meningkat 1,4 persen. Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pengolahan dan Pemasaran, Dinas perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Defris Hatmaja mengatakan bahwa dampak atas meningkatnya permintaan tersebut memicu naiknya harga TBS kelapa sawit pada pekan ketiga bulan Agustus ini.

Tidak hanya itu, terdepresiasinya harga minyak kedelai (Soybean Oil/SBO) sebesar 1,61 persen pada Dalian Commodity Exchange di pekan ketiga Agustus ini ikut menjadi sentimen terkerek naiknya harga minyak kelapa sawit. Perlu diketahui, harga kedua minyak tersebut biasanya saling memengaruhi satu sama lain karena minyak ini bersaing untuk menguasai pangsa pasar minyak nabati.

Ditinjau dari faktor internal, penurunan angka produksi TBS serta gencarnya kebijakan pemerintah ke arah energi terbarukan untuk pemanfaatan kelapa sawit sebagai B100 (biofuel), D100 (diesel), dan J100 (avtur) ikut mendorong tren positif harga sawit. Diperkirakan, harga TBS ini akan terus naik hingga September mendatang. Kendati demikian, mulai Oktober 2020 akan terjadi peningkatan produksi TBS atau panen raya yang biasanya cenderung mengerek turun harga minyak sawit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: