Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Buntung, PKS Marahi Si Ahok!

Pertamina Buntung, PKS Marahi Si Ahok! Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi VII DPR RI dari FPKS, Mulyanto, pertanyakan kinerja Basuki Tjahya Purnama (Ahok) selama menjabat Komisaris Utama PT Pertamina. Hal tersebut dikatakan terkait kerugian yang dicatat Pertamina pada Semester I-2020, sebesar Rp11,13 triliun.

Menurut dia, selama Ahok menjabat sebagai Komut, Pertamina nyaris tidak memiliki prestasi yang layak dibanggakan. Namun sebaliknya, Pertamina justru mengalami banyak keanehan dan kejanggalan yang begitu jelas dilihat masyarakat.

Baca Juga: Ahok Buat Pertamina Tekor Rp11 T, Ferdinand Demokrat Pasang Badan

Baca Juga: Buat Pertamina Tekor Rp11 T, Mending Ahok Balik ke Habitatnya

"Pekan lalu kita dengar kabar Pertemina tidak masuk daftar Fortune Global 500. Sekarang yang terbaru Pertamina rugi Rp 11,13 triliun di semester pertama tahun 2020,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (25/8/2020).

Lanjutnya, ia berpendapat bahwa kondisi ini harus menjadi perhatian pemerintah, dan jangan terus diniarkan Pertamina mengalami kondisi yang lebih parah.

"Mau sampai kapan membiarkan Pertamina babak belur seperti ini?" tanyanya.

Lebih lanjut, ia juga mempertanyakan kinerja Ahok selama bergabung di Pertamina. Seharusnya, sebagai komisaris utama Pertamina, Ahok harusnya mampu melakukan pengawasan agar perusahaan yang dipimpinnya lebih baik.

Sambungnya, dengan kewenangan yang dimiliki dan dukungan politik memadai sebenarnya Ahok punya kesempatan lebih besar membenahi Pertamina. Apalagi menjelang pengangkatan dirinya menjadi komisaris utama, Ahok sesumbar bisa memperbaiki Pertamina.

"Waktu itu Ahok bilang, merem saja Pertamina sudah untung. Asal diawasi. Nah kalau sekarang Pertamina rugi, artinya apa? Apa Ahok tidak mengawasi. Kok nyatanya Pertamina bisa rugi," kritiknya.

Sambung dia, di semester pertama tahun 2020 ini Pertamina harusnya untung. Bukan rugi seperti sekarang.

Sebab, di saat harga minyak dunia anjlok ke angka yang paling rendah sepanjang sejarah, Pertamina tidak menurunkan harga BBM sedikitpun. Termasuk harga BBM non-subsidi yang harganya mengikuti harga minyak dunia.

"Secara perhitungan kasar, Pertamina harusnya untung besar," ujarnya.

Karena itu, ia mengaku heran jika dalam laporan semester pertama tahun 2020 ini Pertamina malah rugi.

Ia pun menduga ada faktor nonteknis yang menyebabkan Pertamina mengalami rugi yang begitu besar. Untuk itu, ia minta peran pengawasan Komisaris Utama lebih ditingkatkan.

"Pertamina butuh gagasan besar. Bukan omong besar," tukas dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: