Sanksi terbaru Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei telah berlaku. Kebijakan anyar itu bertujuan mencegah Huawei memperoleh semikonduktor buatan AS dan mengandung teknologi AS. Padahal, komponen itu begitu penting bagi bisnis inti Huawei.
Menanggapi itu, China berkomitmen mengambil berbagai tindakan demi melindungi kepentingan perusahaan lokal, walau solusi yang efektif akan memakan waktu.
Untuk saat ini, Donald Trump dan Gedung Putih merasa menang. Namun, apakah kemenangan itu akan bersifat jangka panjang atau malah menghancurkan persaingan di pasar AS?
Baca Juga: Didekati Trump, Erdogan Siap Bahas Mediterania
Baca Juga: Kanada Diam-Diam Blokir Huawei, Takut Rusak Hubungan dengan ....
Mengutip editorial SCMP, Kamis (27/8/2020), Huawei mengandalkan perusahaan AS untuk memasok chip, suku cadang, perangkat lunaknya. Pada akhirnya, itu membuat AS menargetkan Huawei demi mengurangi kekuatan dan pengaruh Beijing.
AS telah berulang kali menuding Huawei sebagai ancaman keamanan nasional lewat dugaan pencurian kekayaan intelektual dan menuduhnya sebagai mata-mata China. Meski tak ada bukti, sanksi dan hukuman telah membuat Huawei kesulitan.
Perusahaan AS tak boleh menjadi pemasok untuk 38 afiliasi Huawei di 21 negara, tanpa lisensi khusus dari Trump dan jajarannya. Langkah itu akhirnya mengganggu keuangan jangka pendek perusahaan, memengaruhi rantai pasokan, dan membuat Huawei kehilangan sejumlah pasar.
Untungnya, Huawei masih memiliki persediaan chip impor yang akan bertahan hingga tahun depan; bekerja sama dengan perusahaan asing untuk mengembangkan bagian yang bebas dari elemen teknologi AS.
Namun, masih ada tantangan besar bagi China. Sebab, pemain terkemuka di sektor perangkat lunak desain chip berasal dari AS dan menguasai 90% pasar. Meski begitu, Huawei bertekad untuk menciptakan alternatif teknologi AS. Jadi, alih-alih menyingkirkan persaingan, Trump justru mempercepat kemandirian China.
Tak hanya itu, tindakan AS juga secara langsung merugikan 1.200 perusahaan AS yang menjadi pemasok Huawei; mereka kehilangan klien yang tergolong besar. Pengembangan 5G Huawei pun akan mundur.
Di sisi lain, China akan lebih terbuka dengan dunia; berpotensi meningkatkan status internasional China. Apalagi, banyak penduduk China yang bekerja sebagai staf asing di kantor luar negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: