Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Senjata Nuklir Negara Islam Disoal, Kenapa Israel Selalu Aman?

Senjata Nuklir Negara Islam Disoal, Kenapa Israel Selalu Aman? Kredit Foto: Undark

Seharusnya Barat konsisten menerapkan sanksi pada negara-negara di luar lima negara anggota tetap DK PBB untuk memiliki senjata pemusnah massal. Di sinilah terlihat standar ganda Amerika Serikat dan sekutu Baratnya. 

Mereka melihat bahaya bila senjata kimia, biologi, dan nuklir kalau berada di tangan Muslim, tapi tidak kalau berada di tangan Yahudi. Ini diskriminasi rasialis berlatar agama. Padahal, Israel hampir menggunakan senjata nuklir dalam perang 1973.  

Pada Oktober 1973, pada hari Yom Kapur, Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel. Mesir berhasil merobohkan tembok Barlev di tepi Terusan Suez, yang diyakini Israel merupakan tembok terkuat yang tak mungkin bisa diterobos Mesir, dan menghancurkan kekuatan militer Israel di situ.

Ribuan tentara Israel tewas dan tentara Mesir berhasil menyeberang Terusan Suez dan maju ke Gurun Sinai hingga 10 kilometer. 

Di timur, tentara Suriah sukses memukul mundur tentara Zionis di Dataran Tinggi Golan dan menewaskan ribuan tentara Yahudi. Saat itu rakyat Israel merasa holocaust akan terjadi lagi sehingga mereka menggunakan semacam kafan untuk menyambut kematian.

Saat itu, para pemimpin Israel telah mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir untuk menghancurkan dua musuhnya itu. 

Rencana itu tak sempat dilaksanakan karena Amerika Serikat turun tangan dengan menerbangkan berbagai jenis senjata canggih untuk Israel dalam melawan musuhnya sehingga Mesir dan Suriah tidak dapat maju lebih jauh untuk mengambil kembali Gurun Sinai milik Mesir dan Golan milik Suriah yang direbut Israel dalam Perang 1967.

Jadi, setelah Suriah menyerahkan senjata kimianya dan Iran menghentikan program nuklirnya, seharusnya AS dan sekutu Baratnya  menekan Israel untuk juga menyerahkan senjata nuklirnya sehingga kawasan Timur Tengah yang bergolak itu bebas dari senjata pembunuh massal.  

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: