PT Radana Bhaskara Finance Tbk terus meningkatkan kucuran kredit produktif pada tahun ini. Sejak 2019 lalu, emiten berkode HDFA ini sedang melakuan perubahan arah penyaluran kredit dengan menggenjot pembiayaan produktif.
Direktur Radana Bhaskara Finance, Arif Budiman, mengatakan bahwa bisnis pembiayaan produktif akan menjadi strategi utama perusahaan beberapa tahun ke depan.
Baca Juga: Mandala Multifinance Bagi-Bagi Dividen Puluhan Miliar Rupiah
"Mulai dari 2019 yang produktifnya masih sangat rendah sekitar 17%, sekarang porsinya sudah 70%," kata Arif seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan di Jakarta pada Jumat (28/8/2020).
Sementara itu, perusahaan terus mendukung program restrukturisasi kredit bagi nasabah yang terdampak pandemi Covid-19. Hingga Juli 2020 saja, perseroan telah melakukan restrukturisasi sebanyak 7.056 nasabah dengan nilai pinjaman pokok sebesar Rp87,76 miliar. Angka tersebut atau sekitar 93,55% di antaranya merupakan restrukturisasi dengan objek pembiayaan motor.
Meski demikian, tegasnya, perseroan tidak melakukan restrukturisasi pinjaman kepada pihak perbankan. "Kita tetap menjaga bahwa kita dapat memenuhi seluruh kewajiban kepada para pihak. Kami berfokus bagaimana mengelola cash secara optimal," tegasnya.
Di sisi lain, dalam menghadapi kondisi industri pembiayaan dan juga perekonomian nasional yang diguncang pandemi Covid-19, perseroan telah menyiapkan berbagai langkah strategis. Sejumlah langkah peningkatan kinerja terus digenjot. Antara lain, terus melakukan langkah efisiensi di berbagai lini demi menekan berbagai beban biaya.
"Hasilnya, perseroan berhasil memangkas signifikan beban biaya dari Rp266 miliar di semester satu 2019 menjadi Rp102 miliar di periode yang sama tahun ini," tambahnya.
Dari sisi kinerja keuangan, pada semester pertama 2020, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp56 miliar. Nilai asset yang dibukukan mencapai Rp952 miliar; nilai ekuitas di periode yang sama mencapai Rp552 miliar; dan nilai liabilitas perseroan di 2020 mencapai Rp400 miliar.
Sementara akibat kondisi industri pembiayaan yang berada dalam bayang-bayang pandemi Covid-19, perseroan mencatatkan kerugian bersih Rp39 miliar pada semester pertama 2020. Pun demikian, perseroan berhasil mengurangi kerugian bersih dari sebelumnya sebesar Rp105 miliar di periode serupa tahun 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: