Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Laser dan Rudal Hipersonik Dikerahkan Turki buat Lawan Yunani

Laser dan Rudal Hipersonik Dikerahkan Turki buat Lawan Yunani Kredit Foto: Unsplash/Afdhallul
Warta Ekonomi, Ankara -

Di tengah ketegangan dengan Yunani terkait sengketa eksplorasi sumber energi di Mediterania Timur, Turki mengembangkan rudal hipersonik dan teknologi senjata laser.

Pengembangan senjata itu disampaikan Presiden Recep Tayyip Erdogan saat mengumumkan awal uji coba mesin roket berbahan bakar cair buatan dalam negeri untuk proyek misi ruang angkasa.

Baca Juga: Merinding, Turki Siap Tumpahkan Darah Perang Lawan Yunani

"Saya ingin mengumumkan dimulainya uji coba ruang angkasa pertama dari teknologi mesin roket berbahan bakar cair yang dikembangkan di dalam negeri," kata Erdogan pada upacara pembukaan fasilitas produksi dan pusat penelitian perusahaan pertahanan terkemuka Turki, Roketsan, di Ankara pada hari Minggu.

“Kami juga akan melanjutkan upaya kami untuk mengembangkan mesin roket berbahan bakar hibrida,” ujarnya, yang dikutip dari Anadolu, Senin (31/8/2020).

Dia mengatakan Roketsan telah mengembangkan teknologi sel bahan bakar hidrogen berkapasitas tinggi, sumber energi bersih dengan aplikasi untuk sektor luar angkasa, serta penerbangan dan transportasi. "Penerima GPS yang dibutuhkan untuk amunisi presisi berpemandu dan sistem persenjataan juga telah diproduksi di dalam negeri untuk pertama kalinya," kata presiden.

"Di pusat ini, kami sedang mengerjakan teknologi masa depan, seperti senjata miniatur, sistem hipersonik, dan senjata laser dan energi terarah menggunakan teknologi elektromagnetik," paparnya.

Presiden Erdogan menekankan bahwa Turki tidak mentoleransi kurangnya koordinasi dalam industri pertahanan. “Khususnya, kami tidak pernah menerima produk dari luar negeri yang bisa kami buat di dalam negeri. Kami telah menghidupkan kembali industri pertahanan kami yang hampir lumpuh," katanya.

"Terinspirasi oleh warisan mulia nenek moyang kami, kami mengurangi ketergantungan eksternal industri pertahanan kami dari 70% menjadi 30%," imbuh dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: