Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Pimpinan Negara Arab dan Islam Berhubungan dengan Yahudi

Ketika Pimpinan Negara Arab dan Islam Berhubungan dengan Yahudi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri upacara peringatan untuk almarhum Perdana Menteri Yitzhak Rabin di pemakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem saat Israel menandai ulang tahun ke 22 pembunuhan Rabin oleh seorang pembunuh Yahudi ultra-nasionalis, 1 November 2017. | Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulun/File Photo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu baru saja mengeluarkan sebuah informasi yang cukup mengejutkan bagi dunia.

Netanyahu mengungkapkan ada gerakan senyap yang dilancarkan para pemimpin Arab dan negara-negara Islam bersama Israel untuk membahas upaya perdamaian.

Baca Juga: Lho, Normalisasi dengan Israel Bertujuan Kontrol Negara Arab?

"Banyak pertemuan lain dengan para pemimpin Arab dan Islam diadakan, yang tidak diumumkan. Para pemimpin ini menyadari bahwa kepentingan vital mereka terletak pada menormalisasi hubungan dengan Israel," kata Netanyahu dalam keterangan resmi yang didapatkan, Senin (31/8/2020).

Namun, Netanyahu tak menyebutkan pemimpin Arab dan negara Islam mana saja yang telah melakukan pertemuan dengan pihaknya.

Tak cuma itu saja, Netanyahu dengan terang-terangan menyatakan, dengan semakin banyak negara Islam yang berdamai, maka posisi Palestina akan kian terjepit. Dan mau tidak mau Palestina terpaksa ikut berdamai.

"Semakin banyak negara Arab dan Islam bergabung dalam lingkaran perdamaian, semakin banyak orang Palestina pada akhirnya akan menyadari bahwa hak veto mereka telah menguap, membuat mereka semakin sulit untuk tetap berada di luar lingkaran perdamaian," kata Netanyahu.

Menurut Netanyahu, saat itulah Palestina akan berdamai dengan Israel tanpa ada embel-embel hak veto. Dan Amerika menurutnya juga mendukung perdamaian tanpa hak veto antara Israel dan Palestina.

"Dua hal mengubah kenyataan ini. Yang pertama adalah rencana Trump, dan yang kedua adalah kesediaan negara-negara Arab, dengan dukungan luar biasa dari Amerika Serikat, untuk mendorong perdamaian tanpa hak veto Palestina. Rencana Trump adalah inisiatif realistis pertama untuk mewujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina," tulis Netanyahu.

Sebelum Netanyahu mengungkap semua ini, sebenarnya pertemuan rahasia itu sempat bocor. Salah satunya ialah rencana pertemuan antara Netanyahu dengan putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman. Pertemuan itu direncanakan digelar di Washington. Tapi kemudian dibatalkan karena informasinya keburu bocor.

Untuk diketahui, misi Israel untuk berusaha membuat negara-negara Islam berdamai diberikan Netanyahu kepada Direktur Badan Intelijen Nasional (Mossad). Salah satu negara Islam yang berhasil diperdaya Mossad untuk berdamai ialah Uni Emirat Arab. Dan hal itu diakui sendiri oleh Netanyahu beberapa waktu lalu.

Dan selanjutnya Mossad menargetkan 4 negara Muslim lainnya mulai dari Bahrain, Maroko, Oman dan Sudan. Yang terbaru adalah Arab Saudi dan Yordania.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: