Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kecam Nazi, Tapi Israel Tak Berkaca pada Tindakan Sendiri

Kecam Nazi, Tapi Israel Tak Berkaca pada Tindakan Sendiri Kredit Foto: Antara/REUTERS/Mussa Qawasma

“Itu gambaran yang tak terhindarkan, terutama setelah perang 2008 dimulai,” tulis Al Jazeera.

Tapi, bukan berarti analogi tersebut hanya menjadi propaganda yang dipaksakan. Nyatanya, memang banyak kemiripan Gaza dengan Ghetto Warsawa. Ghetto, adalah bagian dari sebuah kota di mana kalangan minoritas ditempatkan, khususnya untuk melakukan tekanan sosial, hukum, dan ekonomi. Ghetto Warsawa, adalah ghetto terbesar di Polandia, yang pada Perang Dunia II menjadi wilayah caplokan Nazi. 

Di sana, 400 ribu orang Yahudi mendiami kawasan 3,4 kilometer persegi. Ghetto itu dikelilingi tembok setinggi tiga meter, yang di atasnya dipasangi kawat berduri, dan sekelilingnya dijaga pasukan yang siap mengokang senjata. 

Gambaran seperti itu, kini terlihat di Gaza. Tembok yang dibangun Israel untuk memblokade Gaza, bahkan lebih tinggi, yaitu delapan meter, dengan panjang 60 kilometer. 

Ditambah 10 kilometer tembok yang di bangun Mesir atas bantuan AS, total tembok yang mengelilingi Gaza sekitar 70 kilometer, atau separuh panjang Tembok Berlin. Semen tara, bagian Gaza yang berhadapan dengan Laut Mediterania, juga diblokade, dan terus ditongkrongi kapal-kapal perang Israel, menjadikan kawasan laut ini pun bak tem bok tak kasat mata.

Noam Chomsky, pakar politik dan linguistik Amerika, menyebut Gaza —yang luasnya 360 ki lometer persegi, dengan penduduk sekitar 1,5 juta orang— penjara terbuka terbesar di dunia. Dan, sekali perang pecah di kawasan padat penduduk itu, warga sipil pun langsung terjebak di zona perang, dan mereka tidak bisa lari ke manapun.

Pengepungan Israel atas Gaza —yang dibantu Mesir, dengan 10 kilometer temboknya di perbatasan Rafah— telah membangkitkan memori banyak orang tentang kontrol mutlak Nazi atas Ghetto Warsawa. Dan, bila warga Ghetto Warsawa dikirim ke kamp konsentrasi untuk dibunuh di kamar gas, di Gaza warganya dibunuhi dengan ribuan ton bom.

Selain pembangunan tembok di sekeliling nya, dan tembak mati bagi yang berani melintasinya, masih banyak persamaan Gaza dengan Ghetto Warsawa. Ghetto Warsawa, juga ghetto-ghetto lainnya, dihuni orang-orang Yahudi yang dipaksa keluar dari rumahnya, kemudian digiring menuju salah satu sudut kota. Sementara, kebanyakan warga Gaza, adalah pengungsi dan keturunan nya, yang terusir dari rumah-rumah mereka pada Perang 1948.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: