Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

India Mau Sebar Sistem Roket Pinaka di Perbatasan China

India Mau Sebar Sistem Roket Pinaka di Perbatasan China Kredit Foto: Getty Images/AFP
Warta Ekonomi, New Delhi -

India telah memesan enam sistem roket terpandu multibarel Pinaka untuk disebar di dekat perbatasan China di Ladakh. Langkah ini diambil setelah ketegangan kedua negara di perbatasan yang disengketakan kembali memanas.

Sistem roket terpandu multibarel Pinaka mampu menghancurkan target berukuran 900 meter persegi, karena dapat membuang 7,2 ton bahan peledak tinggi ke target yang berjarak 80 km dalam waktu 48 detik, dengan akurasi 25 meter.

Baca Juga: Pecah Rekor! India Konfirmasi Lebih 80.000 Kasus dalam Sehari

Kementerian Pertahanan India mengatakan untuk memberikan daya tembak kepada 1,3 juta tentara India, kementerian telah menandatangani kesepakatan senilai USD380 juta dengan Tata Power Company, Larsen & Toubro dan Bharat Earth Movers Ltd untuk mendapatkan enam sistem roket Pinaka, yang terdiri dari 114 peluncur, untuk digunakan bersama di dekat perbatasan China.

"Enam resimen Pinaka ini akan dioperasionalkan di sepanjang perbatasan utara dan timur negara kita, yang selanjutnya meningkatkan kesiapan operasional Angkatan Bersenjata kita," bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian pertahanan, seperti dikutip Sputnik, Selasa (1/9/2020).

Ini adalah pertama kalinya pemerintah mengizinkan perusahaan swasta untuk membuat roket Pinaka, yang secara bertahap akan menggantikan SMERCH Rusia, yang mampu meratakan area seluas 1,1 kilometer persegi.

Angkatan Darat India berniat memiliki 22 resimen Pinaka pada tahun 2026, termasuk 12 resimen peluru kendali Pinaka. Setiap resimen akan terdiri dari tiga baterai dari enam peluncur Pinaka yang dipasang di truk Tatra.

Unit-unit tersebut dirancang dan dikembangkan oleh Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DRDO). Pinaka juga dapat mengirimkan hulu ledak nuklir dalam jarak pendek.

Bulan lalu, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh telah mengumumkan larangan mutlak atas impor peralatan pertahanan termasuk sistem senjata berteknologi tinggi seperti senjata artileri, senapan serbu, korvet, sistem sonar, pesawat angkut, helikopter tempur ringan, dan radar.

Namun, dalam beberapa hari terakhir ketegangan India dan China di wilayah perbatasan Ladakh yang disengketakan kembali memanas. Para tentara kedua pihak bentrok tangan kosong di Pangong Tso, timur Ladakh, pada malam hari tanggal 29-30 Agustus.

Tak ada korban jiwa dalam bentrokan tersebut. India menuduh tentara China melalukan gerakan militer provokatif untuk mengubah status quo Ladakh. Namun, Beijing telah membantah tuduhan itu dan menuntut New Delhi menarik pasukannya dari Ladakh.(Baca juga: Reaksi Panglima TNI soal Insiden Penyerangan Mapolsek Ciracas)

Tentara kedua negara sebelumnya terlibat bentrok mematikan di Ladakh pada pertengahan Juni. India mengakui bahwa 20 tentaranya tewas dalam pertengkaran itu. Sedangkan China merahasiakan berapa jumlah tentaranya yang kemungkinan tewas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: