Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim serapan belanja pemerintah mulai membaik. Ia mengatakan, pada kuartal kedua lalu pertumbuhan konsumsi pemerintah mengalami kontraksi.
Kontraksi ini diakibatkan penurunan realisasi belanja pegawai sebesar -11% dan belanja barang sebesar -21%. Sementara, peningkatan belanja sosial belum mampu menahan penurunan yang terjadi.
Baca Juga: Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Masih Minus
"Pada kuartal kedua dengan adanya PSBB dan work from home (WFH) membuat belanja barang menjadi berhenti. Sekarang, kita melakukan tracking belanja pemerintah dari minggu per minggu. Pada Agustus ini, kita melihat pertumbuhannya sudah 8,8% (mtm). Jadi, sudah terjadi akselerasi belanja pemerintah," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/9/2020).
Tidak hanya konsumsi pemerintah, lanjut Sri Mulyani, seluruh komponen pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2020 mengalami kontraksi. "Pada kuartal kedua kita mengalami kontraksi 5,3%. Konsumsi rumah tangga yang menjadi sumber pertumbuhan mengalami penurunan drastis pada kuartal kedua. Kuartal satu masih tumbuh 2,6%, tetapi di kuartal kedua merosot di -5,6," ucapnya.
Kontraksi juga terjadi pada investasi yang pada kuartal satu sebesar 1,7%, sedangkan di kuartal kedua mengalami kontraksi yang cukup dalam -8,6%. "Untuk ekspor dan impor juga mengalami kontraksi. Bahkan, ekspor yang pertama kali sempat mengalami positif, pertama kali semenjak kuartal terakhir, tetapi mengalami pembalikan menjadi kontraksi 11,7%," ucapnya.
Sekadar informasi, realisasi belanja negara sampai dengan akhir Juli 2020 tercatat sebesar Rp1.252,42 triliun atau sekitar 45,72% dari pagu Perpres 72/2020. Realisasi belanja negara tersebut meliputi realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp793,60 triliun atau tumbuh 4,25% (yoy) dan realisasi transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp458,82 triliun atau tumbuh negatif 3,4% (yoy).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum