Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Genting, Pentagon Bilang Militer China Sasar Indonesia untuk...

Genting, Pentagon Bilang Militer China Sasar Indonesia untuk... Kredit Foto: Reuters/Damir Sagolj

Ia juga mencatat bahwa China memiliki "angkatan laut terbesar di dunia," dengan sekitar 350 kapal dan kapal selam, "termasuk lebih dari 130 kombatan permukaan utama. Sebagai perbandingan, kekuatan tempur Angkatan Laut AS adalah sekitar 293 kapal pada awal 2020."

"China memiliki lebih dari 1.250 rudal balistik yang diluncurkan dari darat (GLBM) dan rudal jelajah yang diluncurkan dari darat (GLCM) dengan jarak antara 500 dan 5.500 kilometer," kata laporan itu, menambahkan bahwa pada 2019 Beijing "meluncurkan lebih banyak rudal balistik untuk pengujian dan pelatihan gabungan dari seluruh dunia. "

Baca Juga: Awas, India Bakal Hadapi Kekuatan Masif China Jika Terjadi...

Kepemilikan Beijing atas persenjataan besar rudal jarak menengah dipandang oleh beberapa orang sebagai faktor pendorong untuk mendorong pemerintahan Trump keluar dari perjanjian INF 1987 dengan Rusia, bahwa Washington dan semua sekutu NATO-nya mengatakan Moskow melanggar dengan mengerahkan rudal jarak menengahnya sendiri.

Sementara AS telah mulai mengembangkan rudal jarak menengahnya sendiri, China masih menikmati keuntungan yang signifikan di area itu.

Laporan tersebut mencatat bahwa China terus meningkatkan pengeluaran militernya pada tingkat yang melebihi pertumbuhan ekonomi China.

Anggaran pertahanan resmi China adalah 174 miliar dolar AS pada 2019 dibandingkan dengan anggaran AS sekitar 685 miliar dolar AS.

Namun, laporan Pentagon mengatakan bahwa anggaran militer yang diterbitkan Beijing "menghilangkan beberapa kategori utama pengeluaran," termasuk penelitian dan pengembangan dan pengadaan senjata asing.

Disebutkan, "pengeluaran sebenarnya terkait militer China bisa lebih dari 200 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi daripada yang dinyatakan secara resmi."

Anggaran pertahanan Jepang pada 2019 sekitar 54 miliar dolar AS, Korea Selatan sekitar 40 miliar dolar AS, dan Taiwan 10,9 miliar dolar AS.

Laporan itu menyebutkan bahwa China masih memiliki banyak cara untuk dilakukan sehubungan dengan investasi militer dan kampanye modernisasi.

Beberapa unit infanteri China masih menggunakan peralatan militer "usang" yang berasal dari era ketika negara komunis itu diperintah oleh Mao Tse-Tung.

Perhatian khusus bagi perencana militer AS adalah upaya China untuk memodernisasi pasukannya agar memungkinkannya menyerang Taiwan jika pulau itu mencari kemerdekaan formal.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: