Terpisah, Kepala Bidang Media dan Opini Publik Kemenkes, Busroni belum bisa memberikan penjelasan terkait hal ini. "Belum bisa (memberikan keterangan) karena kami belum update," ucapnya.
Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra menilai wajar jika swab test mahal. Sebab proses uji tersebut mencakup pemeriksaan stik detektor, reagen, cartridge, mesin, hingga biaya SDM-nya. Ada beberapa cost atau unit cost yang meungkin bisa standar, tapi ada utility cost yang bisa berbeda sehingga muncul perbedaan harga.
Termasuk perbedaan harga swab test yang dilakukan RS pemerintah dengan RS swasta. Dia bilang RS pemerintah yang menjadi rujukan pasien Covid-19 tentunya telah disubsidi hingga ke tahapan tracing. "Misalnya kalau orang sudah positif kemudian keluarganya juga ditelusuri, maka yang membiayai pemerintah melalui BPJS Kesehatan. Beda hal dengan mandiri atau RS swasta yang ingin memastikan dirinya atau pasiennya terpapar atau tidak," ujarnya.
Supaya ada standarisasi, sambungnya, setiap swab test pemerintah harus memberikan subsidi. Apalagi swab test seharusnya dilakukan berdasarkan testing, tracing, dan treatment. "Kepentingan tiga T ini harus menjadi kepentingan pemerintah sehingga biayanya bisa ditanggung pemerintah," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: