Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai kondisi ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 akan membaik dibanding kondisi kuartal II. Meski begitu, dia tak menjamin ekonomi Indonesia benar-benar bisa terhindar resesi.
Namun demikian, Sri menyarankan semua pihak untuk menjalankan protokol kesehatan secara lebih ketat lagi. Supaya akselerasi geliat aktivitas ekonomi dan bisnis yang mulai tumbuh saat ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Seiring dengan beberapa kegiatan sosial ekonomi yang sudah mulai aktif, namun untuk bisa kegiatan sosial ekonomi memengaruhi kondisi ekonomi, bisa berjalan baik, kita semua harus ikuti protokol kesehatan," katanya di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (7/9/2020).
Baca Juga: Anak Buah Sri Mulyani Turun Tangan, Serang Kicauan Said Didu
Baca Juga: Sri Mulyani Sesumbar RI Lebih Baik dari Thailand & Malaysia
Sri menegaskan, pemerintah saat ini masih fokus untuk menangani dampak pandemi Covid-19 maupun menekan angka penyebaran wabah tersebut. Apalagi, saat ini mulai kembali muncul kekhawatiran terhadap perkembangan penyebaran Covid-19 di Indonesia yang tinggi kembali.
"Dengan adanya pembatasan-pembatasan dan kekhawatiran kenaikan jumlah positif tiap hari maka kita harus hati-hati. Estimasi kami di kuartal III (pertumbuhan ekonomi) bisa mencapai nol sampai dengan negatif 2 persen, artinya kita masih kemungkinan (resesi)," ujarnya.
Sri menegaskan, meski ekonomi Indonesia memiliki peluang untuk bertahan di zona negatif, dipastikannya tidak akan lebih buruk dari catatan negatif kuartal II-2020 yang negatif atau minus hingga 5,32 persen secara tahunan.
"Kalau kegiatan ekonomi sudah mulai positif artinya membaik dibanding kondisi bulan April, Mei dan Juni itu kita harap untuk kuartal III nanti yaitu yang akan terdiri dari Juli, Agustus, September, indikator-indikator pertumbuhan ekonomi akan lebih baik dibandnihg kuartal II," kata Sri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: