Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Australia Ketahuan Mata-Matai Timor Leste, Apa Tujuannya?

Australia Ketahuan Mata-Matai Timor Leste, Apa Tujuannya? Perdana Menteri Timor Lesten Taur Matan Ruak. | Kredit Foto: Wikimedia Commons
Warta Ekonomi, Sydney -

Timor Leste memang telah lama disebut-sebut sebagai 'sapi perah' bagi Australia.

Negara kaya sumber daya alam yang baru saja merdeka dari Indonesia dua dekade silam ternyata sudah dimata-matai sejak lama oleh Australia.

Baca Juga: Duh, PBB Labeli Timor Leste Salah Satu Negara Termiskin Dunia

Aksi itu baru diketahui usai Bernard Collaery dan saksi K membongkar semua kebusukan Australia yang mengincar semua simpanan hidrokarbon Timor Leste.

Bernard dalam buku 'Oil Under Troubled Water, Australia’s Timor Sea Intrigue' mengatakan Australia lebih tertarik pada helium yang lebih banyak terpendam di Timor Leste daripada minyak ataupun gas alam.

Karya ini membedah secara teliti sejarah keterlibatan Australia di bumi Lorosae alias Timor Leste, sejak awal abad ke-20.

Penulis tampaknya telah membaca setiap arsip dokumen pemerintah tentang Timor Leste dan dia memaparkan materinya secara panjang lebar.

Ia menunjukkan bagaimana Australia selalu memandang Timor Leste sebagai obyek pasif.

Pandangan tersebut lumrah dipakai baik oleh rezim partai Buruh maupun Liberal Australia.

Selama menjadi koloni Portugis, Australia sendiri sudah memiliki cara untuk menguasai Laut Timor secara sembunyi-sembunyi.

Australia secara ilegal mengeluarkan izin eksplorasi minyak yang merambah perairan Portugis.

Menurut Bernard, ada hubungannya dengan kediktatoran Suharto di Indonesia.

Saat itu, pemerintahan pasca-kolonial Fretilin digulingkan dan sebuah perjanjian ilegal membagi-bagi cadangan minyak di bawah Laut Timor.

Atas pembongkaran skandal ini, Bernard malah dituduh mencemarkan nama baik Australia.

Namun, ia segera dibela oleh mantan Presiden Timor Leste José Ramos Horta.

Ramos mendesak Australia untuk menunjukkan kebijaksanaan, kejujuran dan belas kasih dengan menghentikan penuntutan yang tidak adil terhadap Saksi K dan Bernard Collaery dalam kasus tersebut.

“Berhenti mengganggu Bernard Collaery. Biarkan dia kembali membuka praktik hukumnya dan memiliki kehidupan normal serta hormati keduanya," ujar Ramos Horta.

Saksi K dan Bernard dituding macam-macam karena telah menyampaikan informasi tentang operasi penyadapan tahun 2004.

Penyadapan ini dilakukan oleh Badan Intelijen Rahasia Australia di kantor-kantor pemerintah Timor Leste selama negosiasi bilateral sumber daya minyak dan gas di Laut Timor digelar.

Lewat aksi spionase itu, Australia dapat mengambil keuntungan lebih banyak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: