Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tahan Banting Lawan Covid-19, Siapa Jawara Farmasi di Indonesia? Bukan Kimia Farma!

Tahan Banting Lawan Covid-19, Siapa Jawara Farmasi di Indonesia? Bukan Kimia Farma! Kredit Foto: Unsplash/Kendal James

2. Pyridam Farma (223%)

Jawara kedua emiten farmasi periode semester I 2020 diraih oleh PT Pyridam Farma Tbk (PYFA). Di antara emiten lainnya, PYFA membukukan kenaikan laba bersih paling tokcer kedua setelah Merck Indonesia, yakni 223% dari Rp1,76 miliar pada Juni 2019 menjadi Rp5,69 miliar pada Juni 2020. Penjualan produk vitamin diklaim menjadi penopang kinerja perusahaan sehingga kebal terhadap Covid-19.

Dilansir dari laporan keuangan perusahaan, PYFA mengantongi penjualan 0,17% lebih tinggi dari Rp121,36 miliar pada semester I 2019 menjadi Rp121,57 miliar pada semester I 2020.

Sekretaris PYFA, Ryan Arvin Sutikno, mengungkapkan bahwa produk vitamin dan suplemen dengan margin tinggi menjadi pupuk yang membuat penjualan perusahaan bertumbuh positif. Beberapa produk vitamin dan suplemen yang dimaksud adalah Zeviton, Damuvit, Imudator, Caltrax, dan Vinerton. Ia optimis, tren positif tersebut akan terus berlanjut sampai periode mendatang.

"Hal itu mengantar kami dengan kinerja yang positif setelah meraih peningkatan laba bersih hingga 223%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Realisasi ini di atas ekspetasi," pungkasnya secara tertulis, dikutip pada Rabu, 16 September 2020.

Meski pertumbuhan penjualan tak signifikan, laba PYFA terdongkrak oleh keberhasilan perusahaan dalam menekan pos beban. Yang paling signifikan, PYFA menggerus beban pokok penjualan hingga 14,54% dari Rp51,99 miliar pada tahun lalu menjadi Rp44,43 miliar pada tahun ini.

Untuk ke depannya, PYFA berkomitmen dapat turut mengatasi permasalahan kesehatan yang saat ini tengah melanda masyarakat Indonesia. Guna merealisasikan komitmen tersebut, PYFA menyiapkan berbagai insiatif baru serta rencana sehingga kinerja bisnis juga ikut bertumbuh.

"Kami akan meluncurkan banyak inisiatif baru dan rencana bisnis ke depan. Namun, rencana tersebut belum bisa diumumkan saat ini," sambungnya.

3. Sido Muncul (10,6%)

Memiliki Tolak Angin sebagai produk andalannya, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mampu mendulang berkah di tengah krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19. Selama semester I 2020, laba bersih Sido Muncul tumbuh positif 10,6% dari Rp374,1 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp413,8 miliar pada tahun 2020. 

Baca Juga: Sido Muncul Optimis Kinerja Bakal Tetap Tumbuh di Tengah Pandemi

Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh penjualan yang melonjak dalam enam bulan pertama tahun ini. Per Juni 2020, Sido Muncul meraup penjualan sebesar Rp1,45 triliun. Capaian tersebut naik 3,47% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,41 triliun. Kontributor terbesar atas pendapatan penjualan ialah segmen produk jamu herbal dan suplemen yang mencapai Rp923,19 miliar. Meskipun begitu, angka tersebut turun 2,11% dari kontribusinya pada tahun lalu yang sebesar Rp943,1 miliar.

Lonjakan tinggi justru dicapai oleh segmen makanan dan minuman yang angkanya tumbuh 16,28% dari Rp403,45 miliar pada semester I 2019 menjadi Rp469,16 miliar pada semester I 2020. Penjualan emiten jamu legendaris ini juga ditopang oleh segmen farmasi yang tumbuh 6,03% dari Rp63,52 miliar menjadi Rp67,35 miliar.

Bukan hanya penjualan yang meningkat, capaian positif laba perusahaan didukung oleh keberhasilan Sido Muncul dalam menekan pos beban. Misalnya, pada paruh pertama tahun ini beban penjualan dan pemasaran berhasil ditekan 0,71% menjadi Rp187,68 miliar. Begitu juga dengan beban umum dan administrasi yang turun 13,62% menjadi Rp91,13 miliar. Sementara itu, beban keuangan menurun 18,91% menjadi Rp60 juta pada Juni 2020.

Direktur Keuangan Sido Muncul, Leonard, mengungkapkan bahwa Sido Muncul optimis kinerja positif akan bertahan sepanjang tahun ini. Ia menyebut, sampai dengan akhir tahun 2020, Sido Muncul menargetkan pendapatan dan laba tumbuh masing-masing satu digit dan dua digit.

"Dengan melihat raihan di semester I 2020, kami menargetkan mampu meraih pertumbuhan double digit dari sisi laba bersih, dan tumbuh satu digit dari sisi pendapatan," ungkapnya pada Rabu, 27 Agustus 2020 lalu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: