Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tahan Banting Lawan Covid-19, Siapa Jawara Farmasi di Indonesia? Bukan Kimia Farma!

Tahan Banting Lawan Covid-19, Siapa Jawara Farmasi di Indonesia? Bukan Kimia Farma! Kredit Foto: Unsplash/Kendal James

6. Phapros (-45,10%)

Walau dianggap menjadi sektor paling kebal terhadap tekanan Covid-19, itu tak menjamin seluruh emiten bisa mendulang kinerja positif pada semester pertama 2020. Buktinya, kinerja keuangan PT Phapros Tbk (PEHA) menyusut, khususnya laba bersih yang turun hingga 45,10% dari Rp48,95 miliar pada Juni 2019 menjadi Rp26,87 miliar pada Juni 2020.

Amblasnya laba bersih sejalan dengan capaian laba kotor yang terkontraksi 17,22% dari Rp296,38 miliar menjadi hanya Rp245,34 miliar pada semester pertama tahun ini. Penjualan yang turun dan peningkatan sejumlah pos beban menjadi faktor di balik tergerusnya keuntungan perusahaan.

Dilansir dari laporan keuangan Phapros, emiten tersebut membukukan penurunan penjualan sebesar 17,78% dari Rp552,11 miliar pada Juni 2019 menjadi Rp453,92 miliar pada Juni 2020. Penjualan dari pihak berelasi mendominasi penjualan Phapros, yakni mencapai Rp425,87 miliar. Itu pun turun 19,39% dari tahun lalu yang sebesar Rp528,35 miliar. Meski begitu, penjualan dari pihak ketiga tercatat mengalami kenaikan 15,29% dari Rp23,76 miliar pada paruh pertama tahun lalu menjadi Rp28,05 pada paruh pertama tahun ini.

Sementara itu, kinerja keuangan kian tertekan oleh membengkaknya beban keuangan sebesar 33,84% dari Rp34,01 miliar pada tahun lalu menjadi Rp45,52 miliar pada tahun ini. Untungnya, beban pokok penjualan dapat sedikit ditekan sebesar 18,43% dari Rp255,72 miliar menjadi Rp208,58 miliar pada periode tahun ini.

Pada kesempatan beberapa waktu lalu, Direktur Keuangan Phapros, yakni Heru Marsono, mengungkapkan bahwa perusahaan optimis dapat mencapai target pertumbuhan pendapatan dan laba sebesar 10% sepanjang tahun ini. Guna mencapai target tersebut, manajemen menyiapkan sejumlah strategi, salah satunya dengan menggenjot penjualan produk yang potensial pada masa pandemi seperti saat ini, mulai dari cairan pemebersih tangan bermerek Cami-Tizer hingga vitamin C.

"Di samping itu, kami juga telah memasarkan vitamin C dengan merek dagang Merzavit-C 500," pungkasnya secara virtual pada 28 Juli 2020 lalu.

7. Indofarma (-80,87%)

Kendati tak mengantongi keuntungan bersih, kinerja PT Indofarma Tbk (INAF) membaik pada semester pertama tahun 2020. Hal itu tercermin melalui kerugian bersih yang terpangkas hingga 80,87% dari Rp24,36 miliar pada Juni 2019 menjadi Rp4,66 miliar pada Juni 2020. Menurunnya rugi secara drastis tersebut didukung oleh penjualan INAF yang tumbuh positif pada periode tersebut.

Dilansir dari laporan keuangan perusahaan, INAF membukukan penjualan bersih sebesar Rp447,29 miliar, meningkat 21,45% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp368,81 miliar. Seluruh dana tersebut bersumber dari penjualan produk obat yang tumbuh 25,54% menjadi Rp263,79 miliar dan penjualan produk alat kesehatan yang tumbuh 15,80% menjadi Rp183,50 miliar pada paruh pertama tahun ini.

Baca Juga: Erick Bawa Kabar Baik: Kimia Farma sampai Indofarma Panen Berkah!

Sejumlah faktor masih membebani kinerja INAF sehingga belum dapat bebas dari jeratan kerugian. Misalnya saja, INAF menanggung beban pokok penjualan yang lebih besar pada semester I 2020 ini, yaitu 27,66% lebih tinggi dari Rp256,83 miliar menjadi Rp327,87 miliar. Untungnya, INAF mampu menekan pengeluaran untuk pos beban lainnya.

Per Juni 2020, beban penjualan turun 18,04% dari Rp70,97 miliar menjadi Rp60,12 miliar, sedangkan beban umum dan administrasi turun 4,78% dari Rp49,90 miliar menjadi Rp47,62 miliar pada periode tersebut. Pada saat yang bersamaan, INAF menekan beban keuangan sebesar 14,47% dari Rp21,85 miliar menjadi Rp18,69 miliar.

Sebagai informasi, INAF telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Salah satu upaya itu adalah mengembangkan produk baru yang meliputi teledoc, inbody test, emergency ventilator, medical grade masker, hand sanitizer dan mesin hemodialysis pada Juli 2020 lalu. Pengembangan produk baru tersebut dilakukan atas kerja sama antara INAF dan beberapa mitra yang dimiliki perusahaan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: