Bank sentral Filipina melihat token digital sebagai sarana untuk mengurangi penggunaan uang fiat dan meningkatkan penyampaian layanan keuangan di negara tersebut, bahkan saat negara tersebut masih mempelajari mata uang digitalnya sendiri.
Dikutip dari Cointelegraph di Jakarta, Minggu (20/9/2020) gubernur bank sentral Filipina Bangko Sentral ng Pilipinas, atau BSP Benjamin Diokno mengatakan token digital memperluas jangkauan dan mengurangi biaya layanan keuangan serta mengurangi penggunaan uang fiat.
Baca Juga: Sri Mulyani Siapkan Racikan Cegah Bank 'Sakit' Gulung Tikar
Diokno mengatakan token digital meningkatkan cara bank sentral memberikan layanan keuangan kepada warga.
Filipina adalah salah satu negara yang mempelajari peluncuran mata uang digitalnya sendiri. BSP mengatakan studinya akan melihat kelayakan dan potensi implikasi kebijakan dari mata uang digital bank sentral, atau CBDC.
Negara tersebut telah meluncurkan platform bertenaga blockchain untuk mendistribusikan obligasi yang diterbitkan pemerintah.
Cointelegraph sebelumnya melaporkan CBDC memungkinkan bank sentral untuk mengurangi ketergantungan mereka pada lembaga kliring dan memotong biaya dan akan memungkinkan mereka untuk menerapkan kebijakan moneter. CBDC juga dapat didistribusikan kepada warga negara secara digital.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: