Mau Dirangkul China, Eh Filipina Tegas Nolak! Indonesia Berani Juga?
China dan negara anggota ASEAN, termasuk Filipina, telah lama berselisih tentang Laut China Selatan dan merundingkan Kode Etik.
Beijing, yang mengklaim kepemilikan hampir seluruh Laut China Selatan, menuduh AS mencampuri upaya China dan ASEAN untuk menyelesaikan perselisihan melalui konsultasi.
Baca Juga: Kisah Sukses Anak Penjual Ikan yang Jadi Orang Terkaya di Filipina
AS baru-baru ini memperkuat pendiriannya di Laut China Selatan dan meningkatkan kehadiran militernya.
Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin Jr. menolak mengikuti sikap China yang meminta menjauhkan kekuatan Barat termasuk Amerika Serikat (AS) di Laut China Selatan yang mengalami sengketa.
Locsin mengatakan Kode Etik Laut China Selatan yang dibuat oleh negara-negara Asia Tenggara dengan China tidak akan menyebabkan pengucilan negara-negara barat dari perairan tersebut.
"Tuntutan China untuk mengecualikan kekuatan Barat dari Laut China Selatan tidak akan pernah saya izinkan," kata Locsin pada sidang anggaran di Dewan Perwakilan Rakyat, Manila, Senin 21 September 2020, dikutip dari Inquirer.
AS-China juga mengalami ketegangan, dan Menteri Luar Negeri Michael Pompeo awal bulan ini mendesak negara-negara Asia Tenggara untuk meninjau kembali hubungan dengan perusahaan negara milik China yang terlibat dalam pembangunan pulau buatan di Laut China Selatan.
Menteri Luar Negeri China. Wang Yi sebelumnya juga mengkritik AS karena diduga ikut campur dalam sengketa wilayah dan memperkuat penempatan militernya di Laut China Selatan.
Diberitakan sebelumnya, untuk pertama kalinya di bawah pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte, Filipina mengatakan siap mengadu ke AS dengan menjalankan perjanjian pertahanan untuk menghadapi agresi militer China.
Teodoro Locsin mengatakan Manila akan meminta perjanjian pertahanan dengan AS jika China menyerang kapal angkatan lautnya di Laut China Selatan.
Pernyataan Menlu Filipina itu menandai pertama kalinya pemerintahan Duterte meminta bantuan AS di tengah gejolak antara Beijing dan Manila.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: