Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa realisasi defisit anggaran dalam APBN hingga Agustus 2020 mencapai Rp500,5 triliun atau 3,05% terhadap produk domestik bruto (PDB). Jumlah defisit tersebut meningkat dari posisi bulan sebelumnya yang sebesar Rp330,2 triliun atau 2,01% terhadap PDB.
"Ini tentunya kenaikan defisit yang sangat besar dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp197,9 triliun," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual pada Selasa (22/9/2020).
Baca Juga: DPR Sahkan UU P2 APBN 2019, Sri Mulyani Tepuk Tangan
Sri mengungkapkan, realisasi defisit anggaran ini berasal dari pendapatan negara sebesar Rp1.034,1 triliun atau 60,8% dari APBN-Perpres 72/2020 serta belanja negara Rp1.534,7 triliun atau sekitar 56% dari APBN-Perpres 72/2020.
Di sisi lain, pemerintah kembali melakukan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 dari semula minus 1,1% hingga 0,2% menjadi minus 1,7% hingga minus 0,6%. Sri Mulyani mengatakan bahwa revisi pertumbuhan itu dilakukan lantaran penyebaran virus corona yang masih tinggi di Indonesia.
"Ini artinya pertumbuhan negatif akan terjadi pada kuarta ketiga. Mungkin masih akan berlangsung di kuartal keempat yang kita upayakan mendekati nol atau positif," tambahnya.
Ia mengatakan, di Indonesia tambahan kasus harian makin meningkat. Posisi per 21 September 2020, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi 248.852 kasus dengan penambahan 4.176 kasus per Senin (21/9/2020).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
