Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Stimulus Listrik Rp1,2 Triliun Per Bulan, PLN Akan Lanjutkan Program Diskon?

Stimulus Listrik Rp1,2 Triliun Per Bulan, PLN Akan Lanjutkan Program Diskon? Warga memeriksa meteran listrik di kompleks rumah susun (Rusun) Petamburan, Jakarta, Minggu (7/6/2020). PT PLN (Persero) menyiapkan skema perlindungan lonjakan tagihan untuk mengantisipasi kenaikan drastis yang dialami oleh sebagian konsumen, akibat pencatatan rata-rata tagihan menggunakan data rekening tiga bulan terakhir. | Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Capital dan Management PLN Syofvi Felienty Roekman menyampaikan, PT PLN (Persero) memperkirakan telah menyalurkan stimulus listrik Covid-19 kepada pelanggan sebesar Rp1,2 triliun per bulan selama pandemi yang melanda Indonesia.

"Kami memperkirakan kalau stimulus untuk pelanggan 450 VA sampai dengan 900 VA kurang lebih ada di angka Rp1,2 triliun per bulan," ujar Syofvi dalam diskusi daring, Kamis (24/9/2020).

Syofvi menjelaskan, stimulus untuk pelaku UMKM karena jumlah pelanggannya tidak begitu banyak, penyalurannya di bawah Rp1 miliar.

Baca Juga: PLN Siapkan Rp30 Miliar agar 6.355 UMKM Tetap Hidup di Masa Pandemi

Baca Juga: 367 Ribu Pelanggan Sudah Antre Diskon PLN, Sebelum Ditutup Buruan Daftar!

"Stimulus ini memang diberikan bulanan, dan selanjutnya PLN akan tagihkan melalui skema subsidi kepada pemerintah," ujar Syofvi.

Terkait apakah stimulus listrik akan dilanjutkan atau tidak setelah Desember tahun ini, ia mengatakan akan menunggu instruksi selanjutnya dari pemerintah.

"Kami untuk stimulus ini adalah pelaksana, jadi apakah nanti akan diperpanjang atau berakhir pada Desember tahun ini kami akan menunggu instruksi selanjutnya dari pemerintah melalui Kementerian ESDM," ujar Syofvi.

Sedangkan, mengenai penjualan kelistrikan, PLN optimistis dan terus berusaha keras untuk tumbuh positif sekitar 0,5% pada akhir tahun ini.

"Kami berupaya untuk tetap positif, kami memiliki sejumlah skenario jadi diperkirakan kurang lebih negatif 0,5 persen sampai dengan positif 0,5 persen. Jadi kami berupaya tetap berusaha untuk terjadi pertumbuhan positif 0,5 persen, ini ekspektasi kami dengan segala upaya hingga akhir tahun ini," kata Syofvi.

Syofvi mengatakan, beberapa bulan penjualan kelistrikan PLN membaik dan kemungkinan negatifnya  tinggal sekitar dua persen saat ini.

Kendati demikian, Syofvi juga mengakui bahwa ketika pertama kali pandemi menghantam Indonesia, PLN mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga negatif 10%.

"Jadi memang ketika pertama kali pandemi Covid-19 ini terjadi pada 2-3  bulan pertama, permintaan kami turun cukup signifikan hingga negatif turun 10 persen, yang mana ini tidak pernah kami alami dan dampaknya cukup sulit bagi PLN," ucap Syofvi.

Menurut dia, hal tersebut tidak hanya dialami oleh PLN namun semua perusahaan utilitas di dunia ini mengalami kontraksi signifikan yang sangat drastis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: