Pandemi Covid-19 bukan hanya tentang krisis kesehatan, melainkan juga krisis ekonomi. Dari sisi ekonomi, Covid-19 memukul hampir seluruh sektor bisnis. Imbasnya, baik pemilik perusahaan maupun pekerja sama-sama merasakan dampaknya.
Kondisi ini pun membuat beberapa orang harus memutar otak mencari cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memulai bisnis kuliner.
Baca Juga: PSBB DKI Jilid Dua Dinilai Pacu Pertumbuhan Bisnis EduTech
Munculnya berbagai usaha kuliner rumahan di tengah kondisi Covid-19 patut diapresiasi sebagai bentuk kreativitas dan upaya memperbaiki kondisi perekonomian. Praktisi Marketing dan Dosen Kewirausahaan di PPM School of Management Noveri Maulana mengatakan, tren Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH) membuat kebutuhan konsumsi masyarakat di rumah tangga turut meningkat. Tidak heran kebutuhan akan jenis makanan yang bisa diakses dari rumah juga akan makin meningkat.
"Sampai setahun ke depan, orang masih belum sepenuhnya normal untuk dine in atau nongkrong di restoran. Selain itu, masakan rumahan olahan sendiri juga bisa membosankan sehingga dibutuhkan jenis variasi produk kuliner yang bisa delivery ke rumah. Di sinilah bisnis kuliner rumahan bisa memberikan peluang untuk mereka yang mau mencoba peruntungan sebagai entrepreneur," ujar Noveri.
Beberapa contoh yang telah berhasil di antaranya Olivia Peggy. Pramusaji di sebuah kafe di bilangan Jakarta Timur itu kini tak lagi bisa bekerja, alias terkena PHK. Kafe tempat ia bekerja terpaksa tutup. Sebagai tulang punggung keluarga, Olivia sempat terpuruk dan harus meminta keringanan biaya kontrakan rumah yang ia tinggali bersama kedua orang tuanya.
"Saya bingung harus ngapain, sampai akhirnya saya coba ikut program Kartu Prakerja dan lolos. Dari situlah saya mendapatkan semangat baru, saya mengambil kursus pemasaran di platform Pintaria," ujarnya.
Olivia menyelesaikan kursusnya dengan cepat dan mendapatkan sertifikat sebagai syarat menerima insentif dari pemerintah sebesar Rp600 ribu yang diberikan berkala sebulan sekali untuk 4 bulan ke depan.
"Saya gunakan sebagian dari insentif pertama saya untuk membeli peralatan membuat kopi dari rumah dan Puji Tuhan saat ini saya sudah membuka usaha kopi rumahan saya, bermodal ilmu yang saya dapatkan," jelasnya.
Berbeda dari Olivia, Teni Tri Wahyuni, seorang ibu rumah tangga menceritakan kesulitan yang ia hadapi setelah suaminya terkena imbas akibat Covid-19. "Pekerjaan suami saya adalah seorang freelance, penghasilannya berkurang drastis semenjak corona, sedangkan kami juga harus membiayai 2 orang anak," ujarnya.
Tri mencoba peruntungan mengikuti program Kartu Prakerja dan berhasil lolos mendapatkan manfaat pelatihan senilai Rp1 juta. Bermodal kegemarannya memasak, Tri memilih kelas kuliner di Pintaria.
"Biasanya saya belajar otodidak dari Youtube, tapi di kelas ini saya dipandu langsung oleh Chef berpengalaman dan bersertifikat. Banyak teori dan istilah-istilah baru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Saya jadi pede buka bisnis kue brownis dari rumah," paparnya.
Sementara itu, Pintaria sebagai platform penyedia kursus Prakerja memberikan berbagai jenis kursus online yang berkaitan dengan usaha kuliner yang dibimbing langsung oleh lembaga pelatihan yang terdaftar dengan pengajar profesional yang tidak hanya memberikan teknik membuat berbagai makanan, tapi juga bagaimana tips menjualnya.
"Melalui berbagai pelatihan di Pintaria, masyarakat bisa belajar dari ahlinya dan mendapatkan sertifikat, harapannya bisa meningkatkan kemampuan mereka untuk membuat produk kuliner yang bisa dijual dan menambah penghasilan," ujar Head of Training Product Pintaria, Sally Dewi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: