Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Traditional Marketing?

Apa Itu Traditional Marketing? Kredit Foto: Rawpixel

Ragam Kategori Traditional Marketing

Pemasaran tradisional mencangkup berbagai iklan yang kita lihat setiap hari. Terdapat beberapa bentuk strategi pemasaran tradisional, yaitu:

Pemasaran cetak

Pemasaran cetak adalah bentuk pemasaran tradisional yang tertua. Didefinisikan secara sebagai iklan dalam bentuk kertas, strategi ini telah digunakan sejak zaman kuno ketika orang Mesir membuat pesan penjualan dan poster dinding di atas papirus. Saat ini, pemasaran cetak biasanya mengacu pada ruang iklan di surat kabar, majalah, buletin, dan materi cetak lainnya yang ditujukan untuk distribusi.

Baca Juga: Sejarah dan Evolusi Digital Marketing

Pemasaran melalui siaran

Pemasaran melalui siaran mencakup iklan di televisi dan radio. Siaran radio telah ada sejak tahun 1900-an, dan siaran komersial pertama (program radio yang didukung oleh iklan on-air) ditayangkan pada tanggal 2 November 1920. Beberapa tahun kemudian muncul televisi, yang diharapkan menjadi sarana baru dalam teknologi informasi pada saat itu. Keunggulan dari televisi adalah lebih cepat dan tepat dalam menayangkan iklan dibandingkan radio.

Pemasaran melalui surat

Surat langsung menggunakan materi cetak seperti kartu pos, brosur, surat, katalog, dan selebaran yang dikirim melalui surat pos untuk dapat menarik konsumen.

Pemasaran melalui telepon

Pemasaran telepon atau pemasaran jarak jauh adalah praktik pemasaran melalui telepon yang bertujuan untuk meyakinkan konsumen agar membeli suatu produk atau layanan. Bentuk pemasaran ini menjadi mulai jarang ditemui di era modern karena banyak pemasar yang mulai beralih ke pemasaran digital dengan menggunakan ponsel pintar.

Keuntungan dari Traditional Marketing

Walaupun pemasaran tradisional sudah mulai ditinggalkan, ada beberapa keuntungan yang bisa didapat jika menggunakan strategi pemasaran ini.

Menjangkau Pelanggan Lokal: Penggunaan pemasaran tradisional dapat membuat produk Anda mudah menjangkau pelanggan lokal. Radio dan televisi jelas merupakan pilihan terbaik dan cara tercepat untuk mengiklankan bisnis Anda.

Dapat Digunakan Kembali: Pemasaran online tidak memerlukan materi fisik seperti poster atau pamflet, tetapi keuntungan memiliki salinan cetak dari materi yang diiklankan akan menjadi bermanfaat bagi Anda. Selebaran, poster, pamflet, dll. dapat digunakan kembali serta dibaca ulang kapan pun dan di mana pun Anda berada ditambah lagi tidak diperlukan koneksi internet untuk dapat mengaksesnya. Media promosi ini juga dapat disimpan untuk digunakan di masa mendatang dan didaur ulang sesuai keperluan.

Model Pemasaran yang Sudah Dikenal: Pemasaran tradisional adalah model periklanan yang sudah dikenal oleh banyak orang, terutama orang tua. Mereka akan menerima pamflet atau brosur yang dibagikan dan akan membacanya kapan pun dan dalam waktu singkat, mereka akan mengerti bahwa itu adalah iklan untuk merek atau produk apa pun.

Eksposur yang Besar: Pemasaran tradisional selalu memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Metode pemasaran ini adalah metode yang telah dicoba dan diuji sehingga setiap pengusaha percaya bahwa metode tradisional dapat memberi mereka kesuksesan dalam memasarkan produk. Pemasaran online mungkin dapat menjangkau sebagian besar masyarakat, tetapi tidak ada jaminan untuk menjangkau semua pelanggan yang ditargetkan.

Mendapatkan Pelanggan Baru: Pemasaran tradisional akan memungkinkan Anda untuk dapat menjangkau populasi dalam jumlah besar dan melintasi beragam demografi dengan menggunakan papan reklame, televisi, dan radio untuk menyebarkan iklan. Anda juga dapat menyebarkan pesan ke berbagai wilayah geografis, menjangkau pelanggan yang sudah ditargetkan, dan memungkinkan bagi pelanggan baru untuk dapat terhubung dengan produk dan merek Anda.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: