Prospek pengembangan energi terbarukan di Indonesia dinilai memiliki potensi besar. Apalagi, pemerintah menjadikan energi terbarukan menjadi agenda prioritas dalam pembangunan energi saat ini di masa mendatang.
Peluang ini ditangkap PT Surya Utama Nuansa (SUN Energy) yang terus berinovasi dalam menyediakan teknologi yang terjangkau untuk energi terbarukan. Sebagai salah satu pengembang proyek panel surya, SUN Energy melihat peluang dari pemanfaatan energi baru dan terbarukan di berbagai sektor industri menunjukan peningkatan dari tahun ke tahun.
Baca Juga: JSKY Siap Dukung Pemerintah Kembangkan Energi Surya
Head of Sales SUN Energy, Donny Sjarifudin, mengatakan bahwa pihaknya mencatat kenaikan permintaan instalasi sistem tenaga surya sebesar hampir 40% dibanding tahun sebelumnya. Permintaan ini mencakup instalasi on-grid, off-grid, dan hybrid, di seluruh wilayah di Indonesia.
Untuk tahun ini, perusahaan telah berhasil melakukan instalasi sistem tenaga surya di lebih dari 15 institusi, di antaranya lembaga pemerintah, segmen industri dan komersial, serta lembaga pendidikan tinggi. Pada akhir tahun 2020, instalasi sistem tenaga surya yang dibangun oleh SUN Energy di Lampung akan menjadi laboratorium PLTS terbesar di antara seluruh universitas di Indonesia.
"Kami mendukung penuh inisiatif pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi bersih melalui kolaborasi dan kemitraan di berbagai sektor. Kami menyediakan akses teknologi dan menawarkan solusi terintegrasi bagi para pelanggan, mulai dari konsep, konstruksi, perizinan, serta model pembiayaan nol rupiah agar konsumen dapat meraih efisiensi energi hingga 30%," ucap Donny di Jakarta pada Kamis (24/9/2020).
Melalui total kapasitas kontrak proyek yang dimiliki, SUN Energy lanjut dia turut mengurangi lebih dari 1,5 juta ton emisi karbon yang berbahaya. Pihaknya pun berharap dapat terus berkontribusi dalam akselerasi transisi energi rendah karbon, serta mengajak para pelaku bisnis untuk menggunakan energi bersih melalui instalasi sistem tenaga surya sebagai bentuk tanggung jawab menyelamatkan lingkungan.
"Kami akan terus berinovasi untuk menyediakan akses terhadap energi bersih bagi masyarakat Indonesia," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementrian ESDM Harris menyampaikan, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga tahun 2030 sebesar 29% tanpa bantuan dan 41% dengan dukungan internasional.
"Tentunya ini termasuk dari sektor energi, pemerintah telah mencanangkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 314 juta ton CO2 di tahun 2030," ucap Harris.
Di sisi lain, President Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) Shinta Kamdani mengatakan, menurunnya biaya energi terbarukan telah menciptakan peluang baru untuk pemanfaatannya, termasuk di sektor komersial dan industri.
"Karena permintaan energi bersih terus meningkat di negara berkembang, sektor industri telah memimpin komitmen untuk menggunakan energi bersih dalam operasinya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum