Pemberlakuan PSBB alias Pembatasan Sosial Berskala Besar di DKI Jakarta tidak banyak memukul ekonomi. Ternyata, rem darurat yang ditarik Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, untuk menekan pandemi Covid-19 tidak terlalu berdampak negatif ke sektor ekonomi.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu pada acara Kupas Tuntas Ekonomi dan APBN secara virtual, Jumat (25/9/2020).
"Dampak PSBB terhadap ekonomi kita cukup minimal. Bahkan kalau dilihat tren mobilitas untuk ritel, ke arah positif," ujar Febrio.
Baca Juga: Bukan Tanpa Sebab, PDIP DKI Beberkan Kegagalan Anies Baswedan, Gara-Gara PSBB
Dia mengakui, konsumsi ritel sempat menurun saat periode awal Covid-19 masuk ke Indonesia pada bulan April dan Mei 2020. Namun, seiring mulai terbiasanya masyarakat, konsumsi ritel terus membaik dan tumbuh positif. Dengan indikator tersebut, Febrio menyebut dampak PSBB terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III tidak akan terlalu besar seperti kuartal sebelumnya.
"Tapi kita terus pantau. Ini luar biasa perekonomian kita sangat tangkas, meski sangat rendah dibandingkan 2019," ujarnya.
Kemenkeu memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal III-2020 minus 2,9 persen sampai minus 1 persen. Sedangkan untuk satu tahun penuh berada di kisaran minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen.
Sementara itu, Ekonom Indef, Bhima Yudhistira, mengatakan data Kemenkeu ini membantah ketakutan pemerintah pusat jika PSBB Jakarta akan memukul ekonomi. Menurut Bhima, sebenarnya investor justru menyambut baik kebijakan Anies yang memprioritaskan kesehatan dulu dibandingkan perekonomian.
"Buktinya setelah PSBB hari pertama dijalankan langsung ada kenaikan di bursa saham sebesar 2,89 persen dari level 5.016 ke 5.161," ujar Bhima.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: