Dalam kesempatan itu, Luhut juga memerintahkan Kemenkes agar obat remdesivir yang sudah tiba di Tanah Air segera didistribusikan. Dia tak ingin ada pasien meninggal karena tak ada ketersediaan obat.
"Saya minta satu minggu ke depan harus jadi tuh, karena remdesivirnya sudah datang. Sama tadi plasma konvalesen cek lagi alatnya supaya dari Jepang bisa cepat datang. Dan benar tadi, jangan menunggu alatnya datang baru di-train, training dari sekarang. Termasuk alat ECMO itu juga di-training, saya titip betul. Ini Bapak, Ibu, kerjaan kita ramai-ramai lho ya jangan ada rasa ini karena saya, ndak," lanjut dia.
Baca Juga: Keren, Luhut Siapkan Penyuntikan Massal Vaksin Covid-19
Menanggapi hal ini, warganet ikut komentar. "Lo marahin menkesnya juga gak? Telat bangun," timpal @PineksoRoyi1. "Setuju pak, marahi saja menkes. Kalau perlu pecat. Karena hanya Anda yang bisa pecat Menkes," cetus @Umar_Chelsea75.
Sebelumnya di acara Mata Najwa, Luhut menilai kinerja Terawan sudah baik. Dia juga membantah Terawan jarang muncul ke publik. Ia mengatakan baru saja Terawan berbicara di hadapan Pimpinan TNI-Polri dan kepala daerah dalam rangka menyinergikan penanganan Covid-19.
"Enggak juga. Kemarin dia muncul tuh di depan para panglima, kapolda, gubernur, dia ngomong, bicara dia yang dia mau buat, ini begini-begini. Hadir dia," ucap Luhut.
Namun, saat dicecar alasan Terawan jarang berbicara kepada publik untuk mengklarifikasi isu-isu terkait penanganan Covid-19. Luhut pun menjawab hal itu bergantung pada kepribadian masing-masing pejabat. Ia mengatakan ada pejabat yang suka berbicara dan ada yang tidak.
"Ya dulu banyak orang yang kaya gitu juga. Ada yang suka bicara ada yang tidak. Dia (Terawan) mungkin tidak suka bicara, saya enggak tahu," kata Luhut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo