Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raup Cuan dari Si Janda Bolong

Raup Cuan dari Si Janda Bolong Kredit Foto: IG @monsterafanclub
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tanaman Monstera Obliqua atau Janda Bolong tengah naik daun. Untuk mendapatkan tanaman janda bolong harus rela mengeluarkan uang hingga puluhan juta rupiah.

Belakangan ini, bisnis tanaman hias sedang digemari masyarakat. Untung yang dihasilkan dari bisnis tanaman hias pun terbilang besar.

Baca Juga: Kecantikan Janda Bolong Buat Harganya Jadi Ratusan Juta

Bisnis yang menjanjikan membuat seorang warga dari Desa Kenokorejo, yakni Nano Priyanto, berhasil menyulap halaman rumahnya menjadi kebun tanaman hias. Beragam tanaman yang dia jual, salah satunya monstera obliqua atau janda bolong.

Nano mengatakan, untuk harga tanaman hias sendiri cukup bervariasi, untuk monstera obliqua bisa mencapai Rp30 juta per tangkai daun.

"Memaksimalkan halaman rumah untuk suplai oksigen karena saya hobi bercocok tanam. Saya kembangkan, ada teman yang tertarik bahkan rela merogoh kocek. Saya sebagai guru di masa pandemi ini bisa meluangkan waktu pagi, sore untuk mengembangkan dan melayani permintaan konsumen," ujarnya beberapa waktu lalu.

Diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, Nano memang menekuni budi daya tanaman hias aroid yang merupakan sebutan untuk tanaman keluarga aracheae seperti aglaonema, monstera, anthurium, pilodendra, dan lainnya.

Dengan ketekunannya tersebut, Nano yang berprofesi sebagai guru ini berhasil mengembangkan tanaman hias yang saat ini tengah naik daun. Dari budi daya tanaman hias, setiap bulannya, ia bisa memperoleh omzet penjualan hingga puluhan juta rupiah.

Adapun tanaman yang ramai diburu oleh konsumen, di antaranya seperti jenis varigata, monstera obliqua, dan philodendron.

Dirinya mengaku, awalnya menggeluti budi daya tanaman hias hanya sekadar hobi untuk menghilangkan penat dari rutinitas sehari-hari. Namun belakangan, justru banyak yang berminat, bahkan rela membayar jutaan hingga puluhan juta rupiah untuk tanaman hias miliknya.

Selain berjualan dari teman ke teman, Nano juga mengembangkan usaha tanaman hias miliknya melalui jejaring media sosial. Tidak hanya pembeli lokal, pembeli tanaman hias pun banyak berasal dari luar Jawa, bahkan sebelum pandemi banyak juga permintaan dari luar negeri.

Untuk perawatan maupun penjualannya, Nano kerap dibantu sejumlah orang. Sementara untuk hal budi daya, dirinya memilih melakukannya secara mandiri karena membutuhkan kecermatan dalam pengembangannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: